450 Rumah Terendam Banjir

Sumber:Pikiran Rakyat - 18 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SOREANG, (PR).- Sekitar 450 rumah tempat tinggal 1.500 jiwa di Kampung Cieunteung, Kec. Baleendah, Kab. Bandung terendam banjir. Namun demikian, warga yang terkena banjir belum diungsikan ke tempat yang aman. Alasannya, banjir biasanya cepat surut sehingga warga bisa kembali menempati rumah mereka.

Menurut seorang warga, Asep Iwan (40), banjir sudah berkali-kali datang sejak musim hujan tiba. Namun, banjir yang cukup besar baru terjadi pada Minggu (16/11) malam, dengan ketinggian air hingga 1,5 meter.

Berdasarkan pemantauan "PR", banjir jelas terlihat di jalan masuk menuju Kp. Cieunteung, tidak jauh dari jembatan Sungai Citarum, perbatasan Kec. Baleendah-Kec. Dayeuhkolot.

Ketinggian air di jalan masuk mencapai 40 cm, namun semakin jauh masuk ke wilayah Kp. Cieunteung, ketinggian air bervariasi 1 meter-1,5 meter. Warga yang akan keluar-masuk kampung tersebut, harus memarkir kendaraan mereka di sekitar jalan masuk kampung. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan menggunakan perahu kayu milik warga atau berjalan kaki.

Menurut Asep Iwan, air dari Sungai Citarum dan saluran-saluran air lainnya mulai naik sekitar pukul 23.00 WIB. Air langsung menyergap tiga RT di RW 20, yaitu RT 01, RT 02, dan RT 04.

"RT 03 selamat karena daerahnya lebih tinggi," ujar Asep, Senin (17/11).

Sejak tiga minggu terakhir ini, kata Asep, Kp. Cieunteung sudah berkali-kali direndam banjir. Namun, biasanya air akan surut dalam sehari.

Pernyataan senada juga dikemukakan Danramil Baleendah, Kapten (Inf) Yayat Hidayat, saat ditemui di lokasi banjir. Menurut Yayat, jika banjir datang di malam hari, air akan surut keesokan harinya.

"Tetapi, banjir kali ini agak lama surutnya, karena sampai saat ini air masih tinggi," ungkap Yayat Hidayat.

Camat Baleendah, Ruli Hadana, saat ditemui di lokasi banjir mengatakan, warga belum diungsikan ke tempat yang aman, karena banjir biasanya akan surut dalam sehari. Namun, pemerintah sudah menyediakan fasilitas kesehatan berupa puskesmas keliling dan pasokan air bersih dari PDAM Kab. Bandung.

"Selama musim hujan ini, Kp. Cieunteung sudah tujuh atau delapan kali direndam banjir, tetapi tidak pernah berlangsung lama," ujarnya.

Selama musim hujan dan banjir ini, kata Ruli, beberapa warga mulai mengalami gatal-gatal dan sakit perut, walaupun jumlahnya tidak banyak.

"Sampai saat ini, gangguan kesehatan yang dialami warga bisa ditangani oleh puskesmas keliling," ucap Ruli.

Menurut dia, wilayah Kp. Cieunteung dan sekitarnya merupakan wilayah langganan banjir, karena dekat dengan Sungai Citarum. Karena sudah menjadi langganan banjir, beberapa warga membangun rumah mereka berlantai dua, atau setidaknya sudah meninggikan lantai di beberapa bagian rumah, sehingga mereka tidak perlu segera mengungsi ketika banjir datang.

Hingga petang kemarin, kegiatan warga di lokasi banjir masih terlihat normal. Tidak terlihat ada upaya untuk mengungsi ke daerah lain.

Seorang warga, Imas, mengatakan, dia yakin air akan cepat surut, sehingga dia tidak merasa harus mengungsi. "Selama ini, tidak pernah ada banjir yang terlalu parah," tuturnya.

Masih normal

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandung Jaya Murjaya mengatakan, hingga Minggu (16/11), curah hujan di Kec. Majalaya masih normal, yaitu 41,5 mm. Puncak musim hujan baru akan terjadi pada Desember-Januari, dengan curah hujan di atas 50 mm.

"Bila melihat data, sebetulnya curah hujan di Majalaya masih dalam keadaan normal, belum mencapai puncaknya yang di atas 50 mm. Diperkirakan, puncak musim hujan akan terjadi Desember-Januari mendatang," ungkap Jaya.

Oleh karena itu, menurut dia, banjir di Kec. Majalaya bukan semata-mata disebabkan hujan, tetapi oleh faktor lain seperti kondisi drainase dan geografis wilayah. Meski demikian, Jaya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama dengan berbagai fenomena selama musim hujan. (A-132/CA-180)



Post Date : 18 November 2008