High five, WVI (Wahana Visi Indonesia) dan
IUWASH (Indonesia Urban Water, Sanitation), didukung oleh USAID bekerjasama
dengan Pundi Amal SCTV, menggelar Lomba Teknologi Tepat Guna STBM (Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat) di area perkotaan, Jakarta, Jum'at (23/8).
Kegiatan lomba teknologi tepat guna ini
dimaksudkan untuk memperkaya pilihan teknologi sanitasi bagi masyarakat dengan
cara yang praktis, memenuhi syarat teknis dan kesehatan, serta bisa dijangkau
masyarakat terutama MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Lebih jauh terkait
dengan informasi lomba bisa dilihat melalui link ini :
http://www.sanitasitotal.com.
“Kegiatan lomba teknologi tepat guna STBM ini
penting untuk mendukung pendekatan pengembangan STBM di wilayah perkotaan yang
saat ini masih belum banyak dilakukan. Kegiatan ini akan membantu memperkaya
pilihan teknologi yang sudah ada dan membuatnya terjangkau bagi masyarakat
umum. Sehingga semakin banyak lapisan masyarakat yang memiliki akses sanitasi
dasar lebih baik,” jelas Nugroho Tri Utomo, Direktur Pemukiman dan Perumahan,
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang juga Ketua Pokja AMPL
(Air Minum Penyehatan Lingkungan) Nasional, saat Launching Lomba Teknologi
Tepat Guna STBM belum lama ini.
Kegiatan lomba ini sendiri diharapkan bisa memicu
peningkatan pencapaian MDGs (Millenium Development Goals/Tujuan Pembangunan
Milenium), khususnya point 7C, terkait peningkatan akses terhadap air minum
yang aman dan sanitasi dasar, yang sudah mendekati akhirnya di tahun 2015.
Nugroho menyebutkan, tahun 2010 akses terhadap sanitasi yang layak sudah
meningkat 55,53%, dan meningkat lagi di tahun 2012 menjadi 57,3%. Artinya sudah
ada kemajuan peningkatan sebesar 1,7%. Sementara target MDGs ditahun 2015 yang
diharapkan adalah 62,41%.
“Jika tren ini berlanjut mudah-mudahan kita bisa
mencapai target MDGs kita yang 62.41%. Kita berharap bisa mencapai peningkatan
kemajuan per tahun 3,17%, sehingga dalam tiga tahun ke depan (2015) bisa
mencapai 5,1%. Jadi kalo dihitung, dari 57,3% (2012) plus 5,1% hasilnya bisa
mencapai 62,45%. Jadi kita bisa melebihi sekitar 0,4% dari target yang
ditentukan,” tambah Nugroho.
Sementara data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda)
2010 menyebutkan, di wilayah perkotaan, 19.7% tdk mempunyai akses ke air minum
yg berkualitas[1] dan hanya 73.3% keluarga yang telah melakukan pengolahan air
minum rumah tangga yang aman[2]. Untuk praktek pembuangan tinja, masih ada 7.5%
rumah tangga yang buang air besar sembarangan dan 71.4 keluarga yang
menggunakan sarana BAB yang layak[3]. Dari seluruh rumah tangga yang tinggal di
perkotaan, hanya 26% keluraga yang mengolah limbah doemestiknya dengan aman[4]
. Lebih dari separuh rumah tangga di kota (53.4%) tidak mengelola sampahnya
dengan baik[5].
Wilfried Purba, Direktur Penyehatan Lingkungan,
Direktorat P2PL, Kementerian Kesehatan menyebutkan, untuk mencapai pemenuhan 5
pilar STBM, terdapat tiga komponen yang perlu dilakukan, yaitu pemicuan
kebutuhan sanitasi masyarakat, penyediaan suplai sanitasi yang terjangkau, dan
penciptaan lingkungan kebijakan yang mendukung masyarakat agar semakin terpicu
untuk memenuhi kebutuhan dasar sanitasi mereka secara mandiri.
“Lembaga-lembaga mitra telah bekerja sama dengan
pemerintah untuk memicu kesadaran masyarakat untuk memiliki sarana yang layak
melalui strategi STBM. Adapun lomba TTG merupakan upaya strategis untuk
memperkaya pilihan teknologi STBM yang telah ada sehingga membantu pemenuhan
komponen supply dalam mencapai target sanitasi dan higien”, tambah Wilfried.
Hal itu penting, karena ketika masyarakat dengan pendapatan rendah sudah
terpicu, mereka sering kesulitan untuk meningkatkan akses sanitasi mereka
karena keterbatasan pilihan sarana atau teknologi sanitasi yang layak dan
terjangkau, yang dapat menjawab kebutuhan mereka.
Sementara Ewinur Machdar – Water & Sanitation
specialist dari High Five, menyebutkan, “Lomba ini dilatarbelakangi oleh fakta
masih sulitnya masyarakat di pemukiman padat dan kumuh mendapatkan akses
teknologi sanitasi yang layak yang dapat menjawab kebutuhan mereka. Sementara,
di sisi yang lain tidak sedikit temuan teknologi yang dihasilkan oleh
masyarakat kurang terpublikasi secara luas, atau berbagai hasil karya lembaga
pendidikan tinggi bahkan hanya berhenti sebatas menjadi dokumen tugas akhir dan
atau karya ilmiah di perguruan tinggi tersebut"
Untuk meningkatkan kondisi sanitasi dan higien
yang layak bagi masyarakat, pemerintah Indonesia melalui Kepmenkes No.852 tahun
2008 telah menetapkan strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM), meliputi 5 pilar, yaitu: (i) stop buang air sembarangan, (ii) cuci
tangan pakai sabun, (iii) pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, (iv)
pengelolaan sampah rumah tangga, dan (v) pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Di lain pihak, ditemukan juga kalangan masyarakat
yang berhasil membangun teknologi sederhana yang bisa digunakan masyarakat
pendapatan rendah. “Kami menemukan warga yang sudah terpicu akan mencari
informasi untuk menunjang perilaku mereka yang lebih baik. Dari pengetahuan
tersebut, mereka berhasil mengembangkan teknologi sanitasi sederhana, seperti
pengolahan air got menjadi sumber air untuk kolam ikan di Kelurahan Petemon
Surabaya.“jelas Roma Manurung yang mewakili USAID Indonesia divisi Lingkungan
Hidup.
“Kegiatan lomba TTG ini bertujuan untuk menggalang
kreativitas anak bangsa dalam rangka membantu masyarakat memperoleh opsi-opsi
teknologi sanitasi yang layak dan terjangkau, sekaligus sebagai ajang promosi
sanitasi kepada seluruh masyarakat,” tambah Charles Sinaga, Manajer Operasional
Regional Jawa dan Sumatara, Wahana Visi Indonesia.
Kegiatan ini juga merupakan suatu kesempatan untuk
pelibatan sektor publik dan swasta dalam upaya peningkatan sector sanitasi dan
higien. Sebagai suatu institusi yang terlibat aktif dalam peningkatan akses
sanitasi di masyarakat, Pundi Amal SCTV menyadari adanya kebutuhan untuk
teknologi tepat guna STBM. Mereka terlibat sebagai mitra korporasi. Komisaris
Utama SCTV, Letjen (Purn) Suyono menyebutkan.
"Melalui kegiatan ini, Pundi Amal mewujudkan
amanah pemirsa yang menitipkan dananya, sehingga dapat mencapai mereka yang
membutuhkannya,” kata Suyono.
Pelaksanaan Lomba TTG juga di dukung oleh Business
Inovation Center (BIC) yang membantu pengembangan sistem berbasis web, kemudian
Yayasan Inovasi Teknologi (Inotek) yang memberi kesempatan kepada peserta yang
memenuhi kriteria dan berminat, untuk mengembangkan teknologinya menjadi bisnis
sanitasi dalam rangka mendukung perluasan pasar sanitasi Indonesia.
Sementara dari asosiasi keprofesian lomba juga di
dukung oleh HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indoensia) dan IATPI
(Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Indonesia).
Perlombaan sendiri akan berlangsung sejak 30 Juli
2013, dimulai dengan penerimaan proposal peserta, kemudian seleksi finalis dan
uji implementasi di masyarakat.
Pemenang lomba akan diumumkan bulan Maret 2014
dalam rangka Hari Air Sedunia.
Post Date : 26 Agustus 2013
|