|
Institusi pemerintah, badan PBB, swasta, dan komunitas bekerjasama dalam kampanye peduli air untuk merayakan Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret setiap tahunnya. Perayaan puncak Hari Air Sedunia ini akan diadakan di Gedung Sekretariat Gerakan Ciliwung Bersih, organisasi masyarakat yang memfasilitasi kerja sama lintas pelaku di Sungai Ciliwung dari hulu ke hilir. Peringatan Hari Air Sedunia, yang diselenggarakan atas kerjasama Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Indonesia Global Compact Network (IGCN) – kelompok kerja Indonesia Water Mandate, secara resmi dibuka melalui acara dialog dengan tema “Tantangan dan Solusi Permasalahan Air untuk Agenda Pasca 2015” pada tanggal 18 Maret, yang kemudian diikuti dengan rangkaian aktivitas pada tanggal 21-22 Maret. Selama dua hari ini, peringatan Hari Air Sedunia dimeriahkan oleh pameran edukasi air, pelatihan kesiapsiagaan banjir untuk ibu-ibu, anak-anak dan masyarakat, aktivitas permainan bertemakan air untuk anak-anak, perlombaan, pertunjukkan musik, dan dialog antar komunitas peduli sungai dari Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Bandung, Bogor, Depok, dan lain-lain. "Air adalah kehidupan! Tanpa air harapan hidup manusia akan menyusut menjadi hanya beberapa hari saja. Namun bila dilihat dari cara kita mengelola air, tampaknya air selalu menjadi salah satu sumber daya yang kurang dihargai di bumi. Oleh karena itu, Hari Air Dunia tahun ini mengajak semua pihak untuk menjalin kerjasama dan kemitraan untuk menghadapi tantangan air di abad ke-21," ujar Hubert Gijzen, Direktur UNESCO Jakarta, Kantor Regional untuk Asia Pasifik bidang Ilmu Pengetahuan, dalam siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (22/3). Erna Witoelar, Ketua Dewan Pembina GCB mengatakan, hari Air Sedunia merupakan momentum yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk bergotong-royong melihat ke lingkungan di sekitarnya. "Kita perlu meningkatkan apa saja yang sudah dan bisa kita lakukan untuk melindungi keberadaan sumber air, melalui kemitraan dengan sektor lain. Khususnya bagi masyarakat sekitar Sungai Ciliwung, perlu berjejaring dengan komunitas sungai lain dalam upayanya melindungi sungai serta mendorong adanya agen perubahan di komunitas mereka,” jelas Erna. Kerja sama lintas pelaku ini juga didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Lingkungan Hidup, Asia Pulp & Paper (APP), PAM JAYA, PALYJA, Aetra, Nestlé Indonesia, Unilever, Express Group, SmartFM, Green Radio, Martina Berto, Coca-Cola Amatil Indonesia, Danone Aqua, Palang Merah Indonesia, PPM Manajemen. Post Date : 25 Maret 2013 |