44 Desa Minta Kiriman Air Bersih

Sumber:Suara Merdeka - 07 November 2006
Kategori:Air Minum
KEBUMEN - Pemkab Kebumen makin kewalahan memenuhi permintaan pengiriman air bersih. Warga pedesaan yang mengalami kesulitan air kini terus bertambah. Sebanyak 44 desa setiap hari minta didrop air bersih.

Menurut Kabag Kesra Drs Eko Widianto kemarin, 44 desa yang setiap hari membutuhkan kiriman air bersih itu tersebar di tujuh kecamatan.

Desa-desa itu berada di dataran tinggi, dan setiap tahun memang langganan kekurangan air bersih karena mata air yang ada telah mengering.

Wilayah yang selama ini paling parah menderita kekurangan air meliputi Kecamatan Karanggayam, Buayan, Karanganyar, Sruweng, Padureso, Karangsambung dan Pejagoan.

Eko Widianto mengakui, akibat tingginya permintaan air bersih hingga akhir Oktober ini, dana APBD Rp 100 juta telah habis. Bantuan dari Gubernur melalui Bakorlin II sebanyak Rp 26.600.000 serta dana dari APBD I sebesar Rp 50 juta juga telah habis dialokasikan untuk pengiriman air bersih.

Mengingat permohonan air masih terus mengalir ke Pemkab, Bagian Kesra memperhitungkan permintaan air masih berlangsung hingga awal Desember. ''Kami mengajukan dalam perubahan APBD Rp 126 juta untuk dua bulan. Bila tersisa, tentu kita kembalikan ke kas daerah,'' katanya.

Mobil Terbatas

Eko menjelaskan mekanisme pengiriman air bersih selama ini, yakni Pemkab membeli air baku ke PDAM. Untuk pengiriman air ke desa-desa, digunakan enam unit mobil tangki milik Pemkab.

Berhubung kondisi geografi desa-desa tersebut sebagian besar di dataran tinggi dan jalannya menanjak, kadang mobil tangki tidak mampu membawa air penuh atau 5.000 liter sampai lokasi, sehingga harus dikurangi, tingal 4.000 liter. Sementara itu, dana operasional untuk pembelian solar cukup tinggi. Terbukti, dari Rp 176 juta dana tahun ini, 50 persen habis untuk menutup BBM.

Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kebumen Agus Suprapto bisa memahami bila ekesekutif masih mengajukan dana tambahan untuk pengiriman air bersih, mengingat kondisi beberapa desa memang rawan kekurangan air bersih, terutama setiap memasuki kemarau panjang seperti sekarang.

Namun Agus menyarankan, eksekutif memiliki data yang jelas berapa sebenarnya secara riil desa-desa di Kebumen yang mengalami kekeringan. Dengan data yang valid, bisa diasumsikan berapa kebutuhan air, dan berapa dana yang diperlukan.

Seorang warga Desa Karangpoh, Pejagoan, Tugiyono (38) mengharapkan Pemkab lebih sering mengirimkan air bersih sebelum turun hujan. Sebab setelah kemarau panjang, warga harus turun ke Sungai Luk Ulo berjalan kaki sekitar dua kilometer untuk mendapat air bersih. (B3-24)



Post Date : 07 November 2006