|
Betun, Kompas - Hujan deras di kawasan Gunung Mutis, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Minggu (9/6), yang turun selama dua hari berturut- turut membuat Sungai Benanain di kabupaten tersebut meluap. Akibatnya, 2.576 rumah warga di enam desa di kabupaten itu terendam banjir sehingga lahan seluas 25.000 hektar yang siap panen juga ikut terendam. Puluhan ton padi gabah kering yang sudah dipanen pun ikut terendam karena warga tak menduga bakal terjadi banjir. Meskipun tidak ada korban jiwa, sekitar 30 ternak peliharaan warga hanyut terbawa banjir. Banjir juga memutus ruas jalan dan beberapa jembatan serta menghanyutkan perahu karet yang seharusnya digunakan untuk pertolongan warga. Ketua RT 0O1 RW 003 Desa Lasaen, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Yohanes Seran, mengatakan, keenam desa yang terendam banjir di antaranya Lasaen, Sikun, Oan Mane, dan Umatoos. ”Warga tidak menduga jika terjadi banjir seperti itu. Sebab, saat ini musim kemarau. Karena itu, saat terjadi hujan sampai menyebabkan banjir, warga kebingungan,” kata Seran. Kabupaten Malaka merupakan wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten Belu yang dilakukan pada Maret 2013. Malaka terletak sekitar 80 kilometer dari arah barat Kota Atambua, yang memiliki 12 kecamatan. Jumlah penduduknya sekitar 145.000 jiwa. Kepala Desa Lasaen Paulus Seran membenarkan bahwa banjir dengan ketinggian sekitar 1 meter terjadi di Malaka, tetapi kini mulai surut. Penjabat Bupati Malaka Herman Naiulu mengatakan, masyarakat sudah paham bagaimana mengantisipasi banjir. Sementara itu, akibat hujan deras yang turun sejak sehari sebelumnya, tujuh kelurahan di Kecamatan Bangil dan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (6/6), banjir dengan ketinggian 20 sentimeter hingga 1 meter. Banjir menggenangi sekitar 3.000 rumah warga di enam kelurahan di Kecamatan Bangil. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pasuruan Yudha Tri Widya Sasongko mengatakan bahwa ketinggian air berangsur surut.(KOR/DIA) Post Date : 10 Juni 2013 |