|
BALIKPAPAN, KOMPAS — Dua bulan terakhir, krisis air bersih dialami sekitar 65.000 rumah atau 78 persen dari pelanggan PDAM Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Krisis air bersih ini masih akan berlanjut karena perbaikan pipa di Waduk Manggar, satu-satunya sumber air baku di Balikpapan, belum bisa dipastikan kapan selesai. ”Kami harap Oktober sudah selesai 100 persen. Selama perbaikan, ya memang air akan sering kami tutup,” ujar Gazali Rachman dari Humas PDAM Balikpapan, Senin (8/9). Gazali mengatakan, volume air di Waduk Manggar sedang krisis akibat kebocoran pada pipa isap dan minimnya curah hujan akhir-akhir ini. Informasi terkait kerusakan di waduk yang berlokasi di Kecamatan Balikpapan Utara itu dipaparkan di situs PDAM Kota Balikpapan. Sabtu (6/9), ada perbaikan pipa yang membuat pasokan air ke sejumlah kawasan terhenti. Belum selesai pipa isap air baku yang bocor diperbaiki, pipa pengganti sementara juga rusak. ”Kami mengimbau agar masyarakat memiliki tempat penampungan air dalam jumlah banyak sebagai persiapan kalau air kami matikan,” ujar Gazali. Ketidakpastian air mengalir sangat merepotkan warga. Gabriela (32), warga Balikpapan Baru, misalnya, sepekan terakhir harus begadang karena air mengalir saat tengah malam. Pagi hari, air sudah berhenti. Baru mulai Senin ini air mengalir pada pagi hari hingga petang. ”Semua aktivitas yang membutuhkan air dalam jumlah banyak, mulai dari mencuci piring, mencuci baju, mengepel, hingga menyiram tanaman, harus dilakukan secepatnya begitu air mengalir. Keran pun harus dibuka supaya saya tahu kapan air mulai keluar,” ujarnya. Widyo Baskoro (37), warga Perumahan Poka, beberapa kali terpaksa mandi di kantornya di kawasan Manggar. Bahkan, untuk menghemat air, kadang ia hanya mandi sekali sehari. ”Bak kamar mandi saya sudah cukup besar. Namun, tampaknya, melihat kondisi, tetap butuh ember tampungan,” ujarnya. Sementara itu, 11 sabo dam di kawasan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan tuntas diperbaiki pada 2015. Ini adalah proyek perbaikan terakhir dari rangkaian perbaikan 79 sabo dam yang sebelumnya rusak karena terdampak bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Demikian dikatakan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Kementerian Pekerjaan Umum Agus Suprapto Kusmulyono di Kabupaten Temanggung, Jateng, Senin. (PRA/EGI) Post Date : 09 September 2014 |