|
PANGKALPINANG Produksi sampah kota per hari sebanyak 421 meter kubik. Banyaknya jumlah sampah tersebut mengakibatkan sekitar 32 persen sulit tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Parit Eman. Produksi sampah rumah tangga menempati posisi tertinggi dengan angka 80 persen. Kabid Kebersihan Disihkar Pangkalpinang A Roni Racman mengatakan, rencananya 32 persen sampah yang belum terangkut akan diangkut menggunakan motor. Karena 32 persen sampah tersebut sulit diangkut menggunakan truk sampah. Sebanyak 80 persen sampah yang ada merupakan sampah rumah tangga. Kita sedang memprogramkan sepuluh unit motor sampah, mudah-mudahan tahun 2007 nanti sudah operasional. Sehingga 32 persen sampah yang belum terangkut bisa dilayani, kata Roni kepada Bangka Pos Group beberapa waktu lalu. Untuk Kota Pangkalpinang dibutuhkan sekitar 30 dumtruck sampah. Roni mengatakan, saat ini petugas kebersihan ada 201 orang terdiri dari sopir, kernet, tukang sapu, tebas rumput, pengangkut pasir dan pengawas. Idealnya di wilayah kota ada 300 petugas kebersihan. Sesuai dengan PP Nomor 15 Tahun 2005, pengelolaan sampah di TPA paling lambat 2008 harus menggunakan sistem sanitarian renfill. Sementara hingga saat ini pengelolaan sampah di TPA Parit Enam masih melakukan open dumping. Apabila menggunakan sanitarian renfill biaya operasional sangat tinggi, untuk satu hektar lahan minimal membutuhkan dana Rp 1 miliar. Sekarang ini dinas sedang mengupayakan pengolahan sampah dengan biaya operasional rendah. Roni menambahkan, dinas akan mencoba paradigma pengolahan sampah dengan melibatkan masyarakat langsung. Artinya sebelum sampah dibuang ke TPA terlebih dahulu dipilah. Sampah yang dinilai masih mempunyai nilai ekonomis seperti plastik, karton, sampah organik jangan langsung dibuang ke TPA. Untuk sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kompos. Untuk sampah yang dapat didaur ulang, dimanfaatkan saja. Lalu sisanya baru dibuang ke TPA, tandas Roni.(may) Post Date : 28 Agustus 2006 |