|
JAKARTA, KOMPAS — Sampah dan tanaman liar masih menyumbat badan air di Jakarta sehingga memicu pendangkalan saluran. Umumnya sampah itu berasal dari limbah rumah tangga. Hal ini terlihat di Pintu Air Manggarai, Kanal Timur, dan Kali Sentiong, Minggu (20/10), saat acara Susur Kali bersama Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. ”Banyaknya sampah dari limbah rumah tangga menunjukkan kesadaran warga yang masih rendah. Seharusnya badan air tidak dipakai menjadi tempat pembuangan sampah,” kata Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Unu Nurdin saat acara Susur Kali. Di Pintu Air Manggarai, sampah rumah tangga, mulai dari botol plastik sampai sofa, dapat diangkat. Petugas Dinas Kebersihan menyiagakan dua ekskavator di tempat itu. Di Kanal Timur, sepanjang 15 kilometer tertutup tanaman liar, seperti eceng gondok. Dinas Kebersihan telah membersihkan tanaman liar itu sepanjang 6 kilometer. Proses pembersihan berlangsung hingga akhir tahun ini dengan mengerahkan sejumlah alat berat. Sementara itu, di Kali Sentiong, Sunter, Jakarta Utara, timbunan sampah menutupi hampir seluruh badan kali. Sebagian sampah terjaring perangkap yang dipasang petugas di tengah badan kali. Ruas kali di Jalan Sunter Agung Blok D sepanjang 100 meter saja, timbunan sampahnya mencapai 40 meter kubik per hari. Selain mengerahkan petugas dan alat berat, Dinas Kebersihan juga memasang katrol untuk memudahkan pengangkutan sampah ke kendaraan. Dinas Kebersihan mencatat, jumlah timbunan sampah di sungai, danau, waduk, dan situ di wilayah Jakarta mencapai 416 ton per hari. Sementara sampah yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Bantargebang rata-rata 180-220 ton per hari saat kemarau dan 240-280 ton per hari saat musim hujan. ”Sisa sampah itu hanyut ke laut, sebagian menjadi sedimen yang mendangkalkan kali,” kata Unu. Agar sampah tidak menjadi sedimen, tahun ini Dinas Kebersihan membangun satu saringan sampah melengkapi 23 saringan yang sudah ada. Dari Kali Cipinang Salah satu sumber sampah yang mengalir ke Kanal Timur adalah Kali Cipinang, Jakarta Timur. Bukan hanya sampah padat, limbah cair juga mengalir ke Kanal Timur. Sunaryo, penjaga Pintu Air Kanal Timur, mengatakan, limbah cair mengalir sepanjang musim. Sementara sampah padat lebih banyak masuk ke kanal ketika musim hujan. Sampah padat yang dimaksud meliputi sampah plastik, potongan tali, kayu, dan perlengkapan rumah tangga. Tidak sedikit timbunan sampah itu tersangkut di tengah dasar kanal dan di tiang beton jembatan jalan di atas Kanal Timur. Di beberapa bagian, sampah-sampah itu menyatu bersama tumbuhan liar sehingga memenuhi hampir separuh badan kanal. Sampah di Kanal Timur juga berserakan di taman dan jalur sepeda. Sampah biasanya menumpuk saat akhir pekan ketika kawasan itu dipadati pengunjung. ”Mestinya ada tindakan tegas terhadap warga yang buang sampah sembarangan di area itu,” kata Yusuf (28), warga pengguna jalur sepeda Kanal Timur. (NDY/MDN) Post Date : 21 Oktober 2013 |