Napi Pun Kreatif Menyulap Sampah Jadi Barang Bagus

Sumber:tribunnews.com - 28 April 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Pembungkus rokok ataupun tas plastik yang biasa digunakan untuk membungkus nasi dalam hajatan ternyata bisa diubah menjadi barang cantik yakni bunga. Yang menciptakan kerajinan cantik berupa bunga itu juga bukan para perempuan.

 Laki-laki berkaos hitam bertuliskan Lapas Jember juga terampil membentuk bungkus rokok menjadi pot bunga. Tangan mereka juga terampil memotong tas plastik dan membentuknya menjadi kelopak-kelopak bunga.

 Kelopak bunga dibuat dari tas berwarna merah atau merah muda. Sementara tas berwarna hijau menjadi daunnya. Tangkai bunga dibuat dari kertas koran dan gerenjeng rokok sehingga bisa kuat.

Sementara pot bunga tersusun dari rangkaian pembungkus rokok. Aneka ragam merek rokoknya, yang bungkusnya bisa ditemukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Jember dikumpulkan dan digunakan untuk membuat pot. 

Pot besar, sedang dan kecil dibuat untuk rangkaian bunga dari tas plastik. Tas plastik untuk bunga bukanlah tas kresek, melainkan tas plastik sintetis yang biasanya diberikan kepada pengunjung selamatan /hajatan yang diisi nasi atau kue selamatan.

"Tas plastik seperti itu banyak di Lapas karena biasanya para pembezuk membawa makanannya pakai tas seperti itu. Apalagi bungkus rokok, wah sampai menumpuk," ujar Eko, salah seorang narapidana yang masuk dalam tim pembuatan bunga. Eko bersama lima orang temannya, setiap hari membuat kerajinan tersebut.

Bunga yang dibuat memang 100 persen berasal dari sampah kering. Sampah kering berupa bungkus rokok dan tas plastik didapatkan dari dalam Lapas. Kemudian para perajin bunga yang notabene para narapidana mengubah sampah menjadi kerajinan cantik itu.

Eko dan teman-temannya bisa membuat lima rangkaian bunga setiap hari. Bunga dan potnya dijual kepada pengunjung Lapas. "Kami jual kepada saudaranya teman-teman di sini. Biasanya sehari bisa terjual tiga -empat bunga," lanjut Eko.

Para perajin itu memberikan harga khusus. Karena pembeli biasanya menjual lagi bunga-bunga tersebut. Di pasaran, harga bunga buatan Napi Lapas Jember itu berkisar antara Rp 50 ribu - Rp 70 ribu per pot.

Eko yang sudah 10 bulan di dalam Lapas itu menyenangi kegiatan pembuatan bunga itu. Laki-laki yang divonis 3,5 tahun tersebut akan menekuni bisnis pembuatan bunga setelah keluar dari Lapas. "Saya kepingin punya stan bunga kayak gini," ujarnya penuh harap.

Kepala Seksi Pembinaan Anak Didik Lapas Jember Alip Purnomo mengatakan, ada sejumlah produk kerajinan tangan yang dibuat Napi Lapas Jember. Kerajinan itu antara lain bunga berbahan sampah, batik, kerajinan dari sampah koran, juga pembuatan keset. Alip berharap, pembekalan untuk Napi itu bisa dijadikan bekal usaha ketika para napi keluar dari Lapas Jember.

"Minimal mereka bisa berwirausaha membuat kerajinan seperti di dalam Lapas, sehingga bisa membantu perekonomian mereka setelah keluar Lapas," ujar Alip.

Kerajinan para Napi itu, seperti kerajinan bunga yang dibuat Eko, akan ditampilkan dalam pameran produk di Jember.  Sebelumnya, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jember siap menampung hasil karya Napi Lapas Jember.

"kami siap menampung dan membantu pemasaran teman-teman Napi, termasuk setelah mereka keluar dari Lapas nanti," ujar Ketua Hipmi Jember



Post Date : 29 April 2013