|
BANJARMASIN, KOMPAS — Empat kecamatan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, krisis air bersih. Musim kemarau yang berlangsung sejak Juli lalu membuat sumber air mengering. Untuk empat kecamatan itu juga sudah ditetapkan status darurat bencana kekeringan. ”Empat kecamatan yang krisis air bersih adalah Tatah Makmur, Aluh-aluh, Simpang Empat, dan Cintapuri Darussalam,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar Sunarto, dihubungi dari Banjarmasin, Senin (6/10). Selama ini, kata Sunarto, sebagian warga desa di empat kecamatan itu memanfaatkan air sungai sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. Namun, saat kemarau, sungai mengering dan air laut masuk. Akibatnya, air sungai menjadi asin dan tidak bisa lagi dikonsumsi warga. ”Sejak 14 Agustus lalu, kami sudah mengirim air bersih sebanyak 20.000-30.000 liter per hari bagi warga di wilayah Tatah Makmur. Untuk tiga daerah lain akan didrop mulai minggu ini,” kata Sunarto. Di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, sebagian warga terpaksa mengambil sisa air hujan yang tergenang di dasar sumur untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka. Hal itu, misalnya, dilakukan warga Desa Tunguwatu, Kecamatan Pulau-pulau Aru, yang mengalami kekeringan sejak tiga bulan lalu. Pantauan Kompas, Sabtu pekan lalu, menunjukkan, warga membuat tangga di beberapa sumur untuk mengambil air di dasar sumur. Air di dasar sumur itu merupakan air hujan. Sekitar dua bulan lalu, hujan sempat mengguyur daerah itu selama satu hari penuh. Thobias Mukujei, warga Desa Tunguwatu, mengatakan, warga terpaksa mengambil air di dasar sumur jika dalam keadaan terdesak. Warga masih mempunyai pilihan lain, yakni mengambil air di salah satu bendungan alam yang terletak sekitar 6 kilometer dari desa mereka. Untuk mencapai bendungan itu, mereka menggunakan perahu motor. Desa itu terletak di pesisir Pulau Wokam atau berjarak lebih kurang 29,6 kilometer dari Dobo, ibu kota kabupaten yang terletak di Pulau Wamar. Di tempat itu terdapat sekitar 100 rumah penduduk yang umumnya berbentuk panggung, berdinding papan yang sudah lapuk, dan beratap daun sagu yang sudah bolong. Di Kabupaten Pandeglang, Banten, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, BPBD setempat meminta bantuan truk tangki dari Pemerintah Provinsi Banten. Bantuan untuk menyalurkan air ke daerah-daerah yang kekeringan tersebut diperlukan, ujar Kepala Pelaksana BPBD Pandeglang Encep Suryadi, karena jumlah truk di daerahnya sangat terbatas. Kepala BPBD Banten Ino S Rawita menambahkan, di provinsinya, baru Pandeglang dan Lebak yang menyampaikan laporan kekeringan. Di Lamongan, Jawa Timur, 60 waduk desa tahun ini dikeruk dengan anggaran senilai Rp 6,304 miliar. Pengerukan dilakukan untuk normalisasi waduk dari sedimentasi. Kekeringan pada musim kemarau ini juga telah membuat harga beragam jenis sayuran di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai naik. (jum/frn/bay/aci/egi) Post Date : 07 Oktober 2014 |