|
CILACAP (Media): Sebanyak 42 desa di 13 kecamatan di Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) terancam kekurangan air bersih. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah kabupaten setempat telah mengajukan permohonan bantuan air bersih pada Badan Koordinasi Lintas Kota/Kabupaten (Bakorlin) III di Purwokerto. Menurut Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Cilacap Sumaryo, bupati setempat telah mengirimkan permohonan bantuan tersebut pada 2 Juli lalu. "Kebutuhan air bersih untuk desa-desa rawan krisis air bersih diperkirakan sekitar 4.160 tangki dengan kapasitas masing-masing tangki 5.000 liter. Bantuan akan diberikan selama tiga bulan," ujar Sumaryo, kemarin. Bantuan air bersih tersebut, tambahnya, diperkirakan mampu melayani kebutuhan air bersih bagi 139.197 jiwa atau 26.014 kepala keluarga (KK) di 42 desa yang masuk peta wilayah rawan kekeringan. Dijelaskannya, tanda-tanda krisis air bersih menjelang kemarau memang sudah mulai terlihat di kawasan setempat. Indikasi itu terlihat di beberapa desa yang mulai sulit mendapatkan air bersih karena sumur air mengering. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk masak, minum dan mandi, warga terpaksa meminta ke warga lain yang sumurnya masih banyak air. Hal itu juga dilakukan Wasis, 49, warga Desa Adipala, Kecamatan Adipala. Pria tiga anak itu mengaku terpaksa meminta air ke tetangga yang berada dua rumah di sebelahnya karena air sumurnya mengering. "Mungkin karena sumur saya tidak begitu dalam, hanya 10 meter," ujarnya, kemarin. Dijelaskan, fenomena sumur kering seperti ini selalu terjadi saat memasuki musim kemarau. Kondisi seperti itu, ungkapnya, terjadi hampir merata di seluruh warga di Kecamatan Adipala. Selain Kecamatan Adipala, beberapa kecamatan lain yang terancam kekurangan air bersih di antaranya adalah Jeruklegi, Bantarsari, Kawunganten, Kampung Laut, dan Gandrungmangu. Selain itu, kekeringan juga mengancam Kecamatan Cilacap Utara, Sidareja, Patimuan, Nusawungu, Kedungreja, Cimanggu dan Kesugihan. (LD/HK/N-4) Post Date : 10 Juli 2007 |