|
SEMARANG - Hujan lebat yang mengguyur Kota Semarang sejak Rabu (22/1) hingga Kamis (23/1) mengakibatkan banjir di beberapa wilayah. Dari pantauan, hampir sebagian wilayah di Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Tugu, Kecamatan Genuk, dan Kecamatan Utara tergenang air dengan ketinggian 20-50 cm. Di Kelurahan Muktiharjo Kidul dan Lor, Kecamatan Pedurungan, depan Kantor Pos Johar, wilayah Tanah Mas dan Kawasan Stasiun Tawang, genangan air mencapai 60 cm. Adri warga Kelurahan Muktiharjo Kidul mengatakan, banjir ini terparah sejak lima tahun terakhir. Biasanya, banjir menggenangi perkampungannya. ”Tapi tak separah tahun ini. Apalagi ini belum ada tanda-tanda surut dan cuaca masih mendung,” katanya. Begitu juga di Kecamatan Genuk, Jalan Woltermongisidi (Bangetayu) terendam air sekitar 20 cm hingga 50 cm. Kondisi tersebut menyebabkan arus lalu lintas terganggu dan banyak kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang memilih memutar arah. Sementara para pengendara sepeda motor yang nekat melintas akhirnya mengalami mati mesin. Hanya beberapa truk yang masih berani menerabas genangan air menuju Jalan Kaligawe. Di wilayah Kecamatan Genuk ada 13 kelurahan yang terendam banjir. Air bahkan tidak pandang bulu menerjang kawasan yang biasanya aman lantaran posisinya agak tinggi. Wilayah Kudu, yang merupakan kawasan timur Kota Semarang serta letaknya cukup tinggi tak luput genangan air. Banjir ketinggian mencapai 50 sentimeter merendam banyak kampung di kelurahan itu. ”Meski tidak separah di kelurahan lain, banjir menyusahkan warga,” tutur Lurah Kudu Harsono. Camat Genuk, Sumarjo mengatakan, banjir paling parah di Kelurahan Gebangsari. Air masuk ke pemukiman warga terutama di perumahan Genuk Indah, hingga ketinggian mencapai 80 cm. Meski belum ada pengungsi namun pihaknya menerapkan kondisi siaga. Dapur umum dan pembagian makanan gratis berupa nasi bungkus dipersiapkan. ”Kurang lebih 1.500 nasi bungkus sudah dipesan untuk membantu warga yang kesulitan memasak akibat kebanjiran. Kami juga mengerahkan para relawan untuk menyalurkan bantuan pangan ringan ke kampung-kampung,” katanya. Hujan yang terus mengguyur Kota Semarang juga menyebabkan Sungai Banjirkanal Timur nyaris limpas. Jembatan besi Kaligawe menuju Pasar Waru pun terpaksa ditutup dengan menggunakan karung pasir. Harapannya air dari sungai tidak limpas dan memperparah kondisi banjir di kasawan Sawah Besar.Tingginya curah hujan juga menyebabkan Polder Kaligawe peres dengan trotoar karena tidak mampu menampung air dari kawasan Pasar Waru dan sekitarnya. Kepala Seksi Kedaruratan, BPBD Kota Ruddy Yuhadi mengungkapkan, titik-titik genangan air merupakan lokasi lama yang biasa tergenang. Meski begitu dia mengakui jika genangan kali ini lebih tinggai dibanding biasanya. ”Di beberapa tempat misalnya, ada genangan yang biasanya hanya mencapai 50 centimeter, kini sudah melebihi. Secara umum genangan yang ada antara 50-70 sentimeter,” katanya. Dia berharap, warga terus siaga, mengingat cuaca yang belum menentu. Untuk menjaga kualitas kesehatan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota guna melakukan pemeriksaan di lapangan. Kamis pagi (23/1) Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengerahkan seluruh Kepala SKPD untuk terjun keenam lokasi rawan banjir, di Semarang Utara, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Genuk, dan Tugu. Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi mengatakan, saat ini intensitas hujan sangat tinggi. Pihaknya berharap masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaannya terutama di kecamatan yang merupakan lokasi rawan bencana. ‘’Untuk itu saya minta SKPD untuk terjun ke lapangan membuka posko siaga bencana dan posko kesehatan. Harapannya posko-posko tersebut dapat membantu masyarakat yang terkena penyakit karena banjir. Saat ini fokus utama adalah kebutuhan makanan karena banyak warga yang tidak sempat memasak,’’ ujarnya. Pihaknya berharap cuaca berangsur-angsur membaik. Setelah kondisi curah hujan turun Hendi berencana melakukan pengerukan sedimen serta pembenahan infrastruktur yang rusak. (H71,H35,fri,H41, J12-39) Post Date : 24 Januari 2014 |