|
MANADO, KOMPAS — Intensitas curah hujan yang tinggi di sejumlah daerah menyebabkan banjir bandang di beberapa kawasan. Air tak hanya merendam rumah dan merusak infrastruktur jalan dan jembatan serta membakar pembangkit listrik, tetapi juga merenggut korban jiwa. Hujan yang turun tiga hari terakhir, sejak Kamis hingga Minggu (5-8/12), akhirnya membuat banjir bandang yang menerjang 51 rumah dan menghanyutkan seorang warga di wilayah Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. Korban hanyut yang kemudian tewas bernama Yanti Dilly. Bocah berusia 11 tahun itu hanyut akibat banjir. Jasadnya ditemukan seorang nelayan di Pantai Rumbia, Bentenan, Sabtu lalu, atau sekitar 50 kilometer dari lokasi hanyut. Wakil Bupati Minahasa Tenggara Ronald Kandoli mengatakan, sebagian wilayah Kecamatan Ratahan itu kini tergenang air. ”Apabila air (hujan) terus turun, daerah ini akan tenggelam,” katanya. Hingga Minggu siang, hujan deras masih terus mengguyur wilayah Ratahan. Dilaporkan, tiga desa tergenang air sehingga ribuan warga harus mengungsi. Banjir juga menyeret dua kendaraan roda empat dan sepeda motor warga. Menurut Kandoli, di samping curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi akibat meluapnya Sungai Paluas yang membelah dua Kecamatan Ratahan. ”Hutan lindung di kawasan Pangu dikenal daerah Gunung Potong yang rusak akibat perambahan kayu warga,” ujarnya. Mero Kindangen, warga Minahasa Tenggara, menambahkan, kerusakan hutan lindung cukup parah. Gelondongan kayu yang terbawa air akhirnya menerjang sebagian rumah warga. Kepala BPBD Minahasa Tenggara memperkirakan, kerugian akibat banjir mencapai Rp 1 miliar. Sungai meluap Korban berikutnya adalah bocah berusia 10 tahun yang hilang saat banjir melanda empat kecamatan di Kabupaten Merangin, Jambi. Hingga Minggu sore, sang bocah masih belum juga ditemukan karena hanyut oleh derasnya Sungai Batangkibul. Banjir bandang terjadi pada Jumat lalu, tak lama setelah hujan deras terjadi semalaman. Arus dan permukaan Sungai Batangkibul dengan cepat meninggi sehingga merendam wilayah di empat kecamatan tersebut. Selain menghanyutkan bocah, banjir juga merusak rumah dan jembatan serta membakar pembangkit listrik. Di Aceh Utara, banjir merendam sejumlah desa di Kecamatan Baktiya. Kepala BPBD Aceh Utara Junaidi mengungkapkan, banjir terjadi setelah hujan lebat terjadi dalam tiga hari. Demikian pula tiga kelurahan di Kecamatan Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Tercatat, 1000-an rumah warga terendam. Hujan lebat sejak siang menyebabkan Sungai Kedunglarangan meluap. Dua tewas karena longsor Tanah longsor juga menimpa perkampungan di perbatasan Cianjur dan Garut, Jawa Barat selatan, Sabtu. Sukarelawan Walhi Jabar, Zaenal Mutaqin, dan Dimas dari Cianjur selatan melaporkan, dua orang menjadi korban tewas. Dua korban lainnya masih dicari. (ZAL/HAN/ITA/DMU/DIA) Post Date : 09 Desember 2013 |