|
Tangerang Selatan, Kompas - Sejumlah warga di Setu dan Serpong mengeluhkan dampak pasca-beroperasinya Tempat Pembuangan Akhir Cipeucang, Tangerang Selatan. Warga keberatan dengan bau sampah yang menyengat dan air lindi yang tidak ditangani baik. Warga mengancam akan menutup tempat pembuangan sampah seluas 2,2 hektar tersebut jika hal itu tidak segera ditangani. ”Baunya menyengat membuat warga sesak. Air lindinya juga tak diolah dengan benar sehingga waktu hujan, bak penampungan lindi meluap, akhirnya tumpah masuk ke Sungai Cisadane. Kalau ditangani secara baik, air lindi yang terbuang sebenarnya tidak akan bermasalah,” kata Endang Sugianto, Ketua Lembaga Peran Serta Masyarakat (LPSM) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Sabtu (16/2). Menurut Endang, bau dari TPA itu menyebar hingga radius 1 kilometer, memengaruhi warga yang tinggal di sekitar TPA itu. ”Ada sekitar tujuh RT di Serpong dan Setu yang terkena dampaknya,” ujarnya. Tujuh RT itu yakni RT 2, 3, 4, dan 6 di RW 4 Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong. Adapun di Kecamatan Setu adalah di RT 3, 4, dan 5 RW 3 Kelurahan Kademangan. Ketua RT 6 RW 4 Kelurahan Serpong Nurdin mengatakan, warga sudah sepakat akan menutup TPA tersebut dengan memblokir jalan masuk yang dilalui truk pengangkut sampah jika keluhan mereka tidak segera ditanggapi. ”Kalau tidak segera ditangani, warga akan menutup TPA,” tuturnya. Bau menyengat Berdasarkan pantauan Kompas, bau memang menyengat saat mendekati kawasan TPA yang terletak berdampingan dengan permukiman warga. Truk-truk sampah masih membuang sampah di sana. Jarak TPA Cipeucang dengan sebagian rumah atau permukiman warga hanya sekitar beberapa puluh meter. ”Warga telah lama mengeluhkan hal ini. Bahkan, kami telah beberapa kali mengirim surat kepada wali kota, tetapi belum ada tanggapan,” katanya. Warga diwakili LPSM TPA Cipeucang juga sudah mengadu ke DPRD Tangsel, Rabu, 12 Februari. Dalam pertemuan dengan Komisi IV DPRD Tangsel, warga mendesak agar permasalahan TPA Cipeucang segera diatasi. Ketua Komisi IV DPRD Tangsel Gacho Sunarso mengatakan, pihaknya pasti memenuhi desakan warga. ”Kami sudah memanggil semua pihak terkait, perwakilan warga; dinas kebersihan, pertamanan, dan pemakaman; serta badan lingkungan hidup daerah untuk bertemu pada Kamis, pekan depan,” kata Gacho. Pihaknya, tambahnya, juga mendukung keinginan warga agar penanganan sampah di TPA Cipeucang dilakukan secara baik. Pihak Dewan, lanjutnya, terus memantau penanganan sampah di TPA itu agar tidak merugikan warga yang tinggal di sekitar. ”Sebenarnya TPA itu sudah bagus, cuma penanganannya, terutama pengolahan air lindi, perlu ditingkatkan lagi. Dengan pertemuan nanti, diharapkan ada solusi,” katanya. Sampah di TPA Cipeucang ditangani dengan sistem sanitary landfill, ditimbun di dalam lubang tanah. Menurut Deden Supriatna, Kepala Seksi Pengolahan Sampah DKPP Tangsel, bau yang timbul itu hanya terjadi saat musim hujan. ”Saat musim hujan itu sulit ditangani, jadi bau. Kalau kemarau, tidak,” katanya. (RAY) Post Date : 18 Februari 2013 |