|
Hujan yang terjadi Sabtu (16/02) petang di wilayah Bojonegoro dan sekitarnya berakibat meluapnya sungai bengawan solo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menetapkan sungai bengawan Solo berstatus siaga III. Kepala BPBD Jawa Timur, Sudharmawan, Minggu (17/2) mengatakan banjir hingga siang ini setidaknya masih merendam sebanyak 23 Desa yang tersebar di 11 Kecamatan. "Hingga siang ini banjir belum surut," kata Sudharmawan yang langsung memimpin penanganan banjir di Bojonegoro. Kata Sudarmawan, dari 11 kecamatan ini, banjir yang agak parah terjadi di Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Dander, Balen, Baureno, serta Kecamatan Kota Bojonegoro. BPBD saat ini juga telah mengirimkan bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, mie instan, serta aneka bantuan dasar penanganan banjir lainnya. Tak hanya itu, beberapa perahu karet juga telah dikirim ke Bojonegoro. Meski air dari bengawan Solo masih terus meluap, namun ketinggian air saat ini sudah mulai menurun. Pantauan di pintu air Karangnongko, jika pagi tadi mencapai 28,70 meter, saat ini menjadi 28,35 meter. Begitupun ketinggian Bengawan Solo di pintu air Bojonegoro saat ini juga menyusut 16 centimeter menjadi 15,32 meter. Sementara itu Wakil Bupati Bojonegoro Setyo Hartono, Minggu (17/02) langsung turun langsung ke beberapa tempat menyusuri berbagai bantaran sungai Bengawan Solo dan menuju sungai kening di Tuban. Setyo Hartono memerintahkan kepada para pejabat yang ada untuk turun gunung ke lapangan menangani warga yang tertimpa banjir. Ditanya soal kerugian, pihaknya belum bisa memastikan berapa kerugian akibat banjir luapan sungai bengawan solo. "Dari laporan sementara tanaman padi seluas 7.854 hektar, di 99 desa dalam 11 kecamatan tergenangi setinggi dada orang dewasa. Kira-kira kerugian ditaksir mencapai Rp25 miliar lebih," katanya. Untuk meringankan beban para petani, Pemkab Bojonegoro telah menyiapkan bantuan bibit gratis bagi para petani. Untuk realisasinya masih menunggu perintah dari pusat karena bantuan tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) bukan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Witanto Post Date : 18 Februari 2013 |