|
Padang, Kompas - Sekitar 400 rumah di Kota Padang tergenang air, Jumat (1/2), setelah hujan turun sejak Kamis sore. Banjir juga mengakibatkan lebih kurang 10.000 siswa SMP di Kota Padang tidak bisa bersekolah akibat air menggenangi ruang kelas dan halaman sekolah. Genangan air di Kampung Jambak, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, mencapai satu meter pada pagi hari. Air mulai naik sekitar pukul 00.00. Air bertambah besar karena air pasang juga terjadi, kata Wiwit, warga Perumahan Pratama III, Kampung Jambak. Dia menambahkan, selokan yang ada di perumahan itu tidak sanggup menampung air hujan dan mengalirkannya ke sungai. Air dari selokan meluap dan menggenangi jalan hingga Jumat siang. Di SMPN 27 Padang, kegiatan belajar-mengajar ditiadakan karena air sudah masuk ke 19 ruang kelas serta seluruh ruang kantor. Di tiga ruang kelas yang terletak paling rendah, air bahkan masuk sekitar satu meter dan hampir menenggelamkan meja tulis siswa, kata Edy Surya, Kepala SMPN 27 Padang. Halaman sekolah juga tergenang air sampai 1,5 meter pada pagi hari. Begitu pula dengan jalan masuk menuju sekolah yang sudah tergenang air sejak 200 meter sebelum pintu gerbang. Sekolah ini memang langganan banjir. Tahun 2007, sedikitnya enam kali sekolah ini dilanda banjir. Namun, pemerintah tidak juga memerhatikan masalah ini. Tidak ada kanal besar yang bisa menampung air hujan ataupun air yang berasal dari perbukitan di belakang sekolah, papar Edy. Kepala Bidang Penanggulangan Banjir dan Bencana Kota Padang Ardi Syaf mengatakan, banjir melanda empat kecamatan, yakni Koto Tangah, Nanggalo, Padang Selatan, dan Lubuk Begalung. Namun, banjir tidak menyebabkan warga mengungsi. Kapal terdampar Hujan lebat disertai angin pada Kamis malam juga menyebabkan dua kapal yang berlabuh di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, terdampar hingga ke bibir tebing. Kedua kapal itu adalah Kapal Motor (KM) Tegar Mulia dan Kapal Layar Motor Laut India. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian ini. KM Tegar Mulia milik PT indo Mega Maritim (IMM) adalah kapal kargo yang pernah dipakai sebagai kapal perintis. Kapal ini sudah bersandar di Teluk Bayur sejak awal Januari. Adapun Kapal Layar Motor Laut India termasuk yacht yang biasa dipakai oleh wisatawan atau peselancar. Hingga Jumat sore, petugas dari Kantor Administrator Pelabuhan Teluk Bayur serta awak kapal masih mendata kerusakan di badan kapal. Kerusakan ini diduga akibat benturan kapal dengan karang. Kondisi ini benar-benar di luar kemampuan manusia. Tidak ada prosedur yang salah dari terdamparnya kedua kapal itu, kata Capt Ezan Daniel Kakisina, Kepala Bidang Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kantor Pelabuhan Teluk Bayur. Edymas, wakil PT IMM, mengatakan KM Tegar Mulia diperkirakan harus naik dok karena ada kebocoran. Dia belum bisa memastikan kapan kapal itu bisa digunakan lagi. (ART) Post Date : 02 Februari 2008 |