400 Rumah Terendam Banjir

Sumber:Media Indonesia - 08 Desember 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SURABAYA (Media): Sedikitnya 400 rumah di Surabaya, Jawa Timur, teredam banjir setelah wilayah itu diguyur hujan deras dan angin kencang, kemarin.

Rumah yang terendam setinggi 30 sentimeter (cm) itu berada di Kecamatan Balongsari. Bahkan, beberapa di antaranya porak-poranda akibat dihantam angin.

Hujan yang mengguyur kawasan Balongsari hanya berlangsung sekitar 30 menit. Namun, karena curahnya sangat deras, mengakibatkan Kali Balongsari meluap dan menggenangi rumah penduduk, masjid, dan bangunan sekolah.

Beberapa warga yang ditemui Media mengaku terkejut karena selama ini kawasan Balongsari tidak pernah terkena banjir. ''Meski hujan selebat apa pun, tidak pernah seperti ini,'' kata Widyanto, salah seorang warga Balongsari.

Salah satu bangunan yang terendam dan rusak akibat angin kencang adalah bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Balongsari I yang letaknya satu kompleks dengan SDN Balongsari II. Atap bangunan sekolah itu ambrol dan mengakibatkan seorang murid terluka terkena pecahan asbes langit-langit kelas yang terlempar.

Kepala SDN Balongsari II Trubus mengatakan yang terluka bernama Rinda, murid kelas tiga. Setelah kejadian, Rinda langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diobati.

Siaga banjir

Akibat tingginya curah hujan di Jatim, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menyatakan siaga banjir dan longsor. Apalagi, berdasarkan laporan Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, curah hujan pada bulan ini diperkirakan mencapai lebih dari 400 milimeter (mm) per jam.

Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat pada Dinas Kesatuan Kebangsaan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Pemkab Malang Sidik Arjo Wijono, kemarin, mengatakan pada Desember curah hujan 201 mm sampai 300 mm per jam diperkirakan terjadi di Kecamatan Kasembon, Pujon, Kalipare, Lawang, Pagak, dan Kecamatan Donomulyo.

Curah hujan 301 mm sampai 400 mm per jam diperkirakan terjadi di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan. Sedangkan di Kecamatan Tirtoyudo, Dampit, Ampelgading, dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan curah hujan mencapai lebih dari 400 mm per jam.

''Padahal batas curah hujan yang dinyatakan aman adalah 100 mm per jam,'' kata Sidik.

Sedangkan daerah rawan longsor pada musim hujan kali ini adalah di jalan poros Pujon menuju Kediri, Pacet-Pujon, Blitar-Malang, dan Kepanjen-Lumajang. ''Bila terjadi hujan selama dua jam berturut-turut, sudah bisa dipastikan terjadi banjir dan longsor,'' ujarnya.

Ancaman longsor juga terjadi di wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Bahkan, di wilayah tersebut muncul titik-titik rawan longsor baru.

Menurut Kepala Kelompok Tenaga Teknisi (Kapoksi) Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Meteorologi Jatiwangi Nana Suryatna, munculnya titik rawan longsor baru akibat makin luasnya kerusakan hutan karena masyarakat kembali menggunakan kayu sebagai bahan bakar pengganti minyak.

Dari Banjarmasin dilaporkan, bencana banjir yang setiap tahun melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel) sulit ditanggulangi akibat parahnya kerusakan hutan di bagian hulu. Sementara itu, sebagian besar wilayah di Kalsel berada pada jalur lintasan satuan wilayah Sungai Barito.

Kepala Sub Dinas Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kalsel Arviyani Mukeri, kemarin, mengatakan dengan kondisi hutan dan posisi wilayah Kalsel itu, bila bagian hulu sungai meluap, sembilan kabupaten/kota yang dilalui sungai itu akan terendam banjir dan sulit ditanggulangi.

Sungai-sungai yang merupakan satuan wilayah Sungai Barito adalah Sungai Tabalong di Kabupaten Tabalong, Sungai Pitap di Kabupaten Balangan, Sungai Balangan di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Sungai Amandit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Sungai Batang Alay di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Sungai Margasari di Kabupaten Tapin dan Barito Kuala, Sungai Martapura di Kabupaten Banjar, dan Sungai Barito di Kota Banjarmasin.

Di sisi lain, Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang rencananya besok menyerahkan bantuan kepada korban banjir di Kabupaten Lamandau. Bantuan tersebut berupa uang sebesar Rp100 juta, 10 ton beras, ratusan dus mi instan, dan obat-obatan. Kabupaten Lamandau terendam banjir selama satu minggu sejak 29 November hingga 6 Desember lalu dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. (FL/BN/UL/DY/SS/N-1)

Post Date : 08 Desember 2005