|
SLAWI (SINDO) Sedikitnya 400 rumah penduduk di empat desa di Kec Warurejo, Kab Tegal, terendam banjir, kemarin. Empat desa tersebut masingmasing Desa Kedungkelor, Desa Banjarharjo, Desa Banjarturi, dan Desa Banjaragung. Banjir ini selain disebabkan turunnya hujan sejak Selasa (30/1) sore, juga dipicu oleh luapan air dari Sungai Cerabak dan Sungai Rambut yang mengapit wilayah permukiman penduduk. Banjir yang sempat mencapai ketinggian satu meter ini juga mengakibatkan ribuan hektare sawah padi dan bawang merah milik warga terendam air. Sementara itu, ratusan hektare tambak ikan dan udang milik penduduk setempat juga ikut tergenang air.Seluruh ikan dan udang raib terseret luapan air. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Banjir terparah melanda tiga pedukuhan di Desa Kedungkelor yakni Dukuh Kedungsambi, Panjatan, dan Bojongkelor. Di tiga wilayah tersebut sekitar 200 rumah penduduk terendam air hingga ketinggian 50 cm. Kepala Desa Kedungkelor Candra Handoko,kemarin mengatakan, pada Selasa sore sekitar pukul 16.00 WIB, hujan mulai turun dengan derasnya. Banjir,lanjut dia,terjadi sekitar pukul 24.00 WIB dini hari kemarin. Saat itu, air yang berasal dari luapan Sungai Rambut yang berada persis di sisi timur desa mulai menggenangi jalan desa. Jam dua dini hari air mulai masuk ke perumahan penduduk. Kami langsung bersiaga dan menabuh kentongan tanda bahaya,jelasnya. Ironisnya, dari ratusan rumah yang tergenang banjir sebanyak 50 rumah di antaranya adalah perumahan ramah bencana dan tahan gempa yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat melalui Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan (PKP) Kab Tegal. Saat banjir melanda, warga panik pasalnya pada waktu yang bersamaan lampu PLN juga mati sehingga mereka harus menyelamatkan barang-barang berharga dalam keadaan gelap gulita. Kondisi kekalutan dan kepanikan serupa juga terjadi di Desa Banjarharjo. Salah seorang warga, Wawan, 25, mengatakan banjir tengah malam tersebut mencapai ketinggian selutut orang dewasa di perumahan penduduk. Di desa tersebut serta dua desa yang lainnya yaitu Desa Banjarturi dan Desa Banjaragung,menurut Wawan, sekitar 150-an rumah terendam banjir. Sementara pantauan di lokasi banjir terlihat luberan air dari areal persawahan menutup sejumlah ruas jalan. Akses menuju Desa Banjarharjo dari jalur utama pantura juga terhambat karena sekitar 300 meter jalan beraspal tergenang air setinggi 30 cm. Musibah banjir ini juga membuat ratusan hektare tambak yang rata-rata diisi dengan ikan bandeng dan udang windu siap panen tersapu banjir. Seluruh ikan dan udang hilang terbawa arus. Salah seorang petambak, Surjan,50,warga Desa Demangharjo mengaku sekitar 5.000 ikan bandeng di tambak hilang akibat air meluap. Untuk mencegah ikan dan udang kabur dari areal tambak, sejumlah petani berusaha memasang jaring sebagai pembatas. Sayangnya, ini tidak terlalu banyak membantu karena ketinggian air di tambak jauh di atas pematang. Petambak mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Sejauh ini belum ada pemantauan yang dilakukan Pemkab Tegal. (untung subejo) Post Date : 01 Februari 2007 |