Samarinda, Kompas - Hujan sejak Selasa malam menimbulkan banjir yang merendam Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Utara, dan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (31/3). Akibatnya, sekitar 400 rumah, toko, dan tempat usaha di tiga kecamatan itu terendam. Sejumlah jalan ditutup sehingga pengendara harus memutar.
Banjir merendam sejumlah kawasan kegiatan ekonomi strategis, seperti simpang empat Airputih yang dipenuhi toko dan rumah makan. Kondisi serupa terjadi di kawasan Lambung Mangkurat dan simpang empat Sempaja Selatan.
Kepala Stasiun Meteorologi Temindung Samarinda Raden Ishak mencatat, hujan turun sejak Selasa pukul 21.25 Wita. Pada Rabu pukul 07.00 Wita, curah hujan mencapai 73 milimeter.
Dengan luas Samarinda 718,320 juta meter persegi, artinya air yang mengguyur Samarinda dalam dua hari ini 52,437 miliar liter. ”Akibatnya, banyak kawasan terendam,” katanya.
Warga menuturkan, banjir selalu terjadi tiap musim hujan. ”Lingkungan rusak akibat diobrak-abrik tambang,” kata Karnain, warga Sempaja Selatan.
Banjir juga menggenangi kota Amuntai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Penyebabnya, luapan Sungai Balangan dan Tabalong sejak Selasa malam.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Samarinda HSU Edian Nur, akibat banjir, jalan ambles sepanjang 50 meter dengan lebar 2 meter. Untuk mengatasi itu, pihak terkait memasang karung-karung berisi pasir.
Kepala Dinas Pertanian Kalsel Sriyono mengatakan, selama tiga pekan terakhir banjir yang melanda beberapa kabupaten di Kalsel merendam 4.526 hektar (ha) tanaman padi. Saat ini masih dihitung luas padi yang puso.
Tanaman padi yang terendam terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu, antara lain di Kecamatan Kusanhulu seluas 1.936 ha, Kusanhilir 567 ha, dan Batulicin 145 ha. Genangan juga terjadi di Kabupaten Banjar, yakni Kecamatan Astambul 48 ha. Adapun di Halong ada 405 ha, Juwe 500 ha, dan Lampihong 931 ha. Ketiganya di Kabupaten Balangan. Selain itu, di Kabupaten Barito Kuala ada 4 ha tanaman padi.
Menurut Sriyono, umur tanaman padi yang terendam bervariasi, mulai dari dua minggu, dua bulan, hingga mendekati panen. (BRO/WER)
Post Date : 01 April 2010
|