|
CILACAP, KOMPAS.com — Pembangunan Waduk Matenggeng di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menjadi solusi penting mitigasi bencana sekaligus meningkatkan ketahanan pangan daerah. Selain mengatasi banjir dan kekeringan yang silih berganti melanda wilayah Cilacap bagian barat, waduk juga akan menjadi sumber irigasi sekitar 16.000 hektare sawah. Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Bina Marga Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Cilacap Syeful Hidayat, Kamis (28/2/2013), mengatakan, pembangunan waduk yang bakal memiliki luas genangan air 1.970,59 hektare tersebut, juga akan mencegah banjir yang setiap tahun menggenangi ribuan hektare sawah di wilayah Cilacap bagian barat. "Sejumlah wilayah di Cilacap bagian barat yang setiap musim hujan menjadi langganan banjir, yakni Kecamatan Sidareja, Kedungreja, Majenang, dan Kawunganten. Saat kemarau, ratusan ribu warga di wilayah yang berbentuk cekungan tersebut juga kesulitan mendapat air," katanya. Dengan keberadaan waduk, diharapkan sekitar 16.000 hektare sawah yang selama ini hanya ditanami padi saat hujan, juga dapat difungsikan saat kemarau. Artinya, pasokan beras juga akan semakin meningkat. Supaya lebih optimal, ujung aliran Sungai Cijolang yang dibendung untuk keperluan waduk akan diperbaiki dan dibangun kolam penampungan atau retensi. Kolam ini nantinya berfungsi sebagai pengendali banjir dan penyalur air. Tak hanya manajemen air, menurut Syeful, waduk yang akan dibangun di atas lahan seluas 2.222,70 hektare tersebut juga akan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). PLTA diproyeksikan memiliki kapasitas produksi 24.000 megawatt dan akan disambungkan ke jaringan interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Post Date : 01 Maret 2013 |