|
REMBANG - Puluhan rumah warga Desa Karangsekar, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang terendam banjir kiriman, Kamis (4/4). Air mulai naik sekitar pukul 09.00. Banjir kiriman berasal dari limpasan air sungai di barat desa. Selain merendam rumah warga setinggi mata kaki, air juga merendam SDN Karangsekar. Untunglah air baru menggenangi areal sekolah sekitar pukul 10.00, sesaat setelah para murid pulang sekolah. Jika air datang lebih pagi, banjir dipastikan bakal mengganggu jalannya ujian sekolah yang sedang berlangsung di sekolah itu. Solkhan (39), penjaga SDN Karangsekar, menuturkan, air masuk ke ruang kelas I, II, dan III di utara. Sementara itu ruang kantor, kelas IV, V dan VI di bagian barat tidak tergenang. "Kami kaget melihat air tiba-tiba naik. Padahal, cuaca sedang panas terik. Kami berusaha mengalirkan air ke arah utara agar genangan tak bertambah parah," ujar Solkhan. Genangan air di halaman sekolah menjadi arena bermain bagi para murid sekolah itu. Sebagian lain membantu Solkhan menguras air dari dalam ruangan kelas dan teras sekolah itu. Ketinggian air berangsur turun sekitar pukul 13.00. Supardi (40), warga RT 2 RW 3, Desa Karangsekar mengemukakan, genangan air paling parah terjadi di barat jalan desa. "Air dipastikan masuk ke rumah semipermanen milik warga yang tidak berfondasi," ucapnya. Sungai Dangkal Supardi memperkirakan, banjir kiriman itu berasal dari limpasan air dari sungai di barat desa. Sungai di Desa Karangsekar yang masih dangkal diduga menjadi pemicu air melimpas ke permukiman warga. Dia menyebutkan, normalisasi sungai hanya berhenti sampai Desa Babadan di selatan Desa Karangsekar. Sementara itu, sungai dari Babadan ke utara termasuk di Desa Karangsekar hingga kini belum dinormalisasi. "Warga sudah mengingatkan ancaman banjir jika normalisasi tak menyeluruh. Tapi, hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah," tandasnya. Dugaan itu dibenarkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang Suharso. Hingga Kamis sore, petugas BPBD masih memetakan dampak banjir kiriman di desa itu. Ditanya kemungkinan banjir kiriman berasal dari kabar Embung Grawan yang jebol, Suharso mengaku belum dapat laporan. "Kemungkinan besar karena sungai yang dangkal dan belum dinormalisasi. Debit sungai naik karena semalam (kemarin-Red) hujan lebat turun di daerah Rembang selatan. Air kemudian melimpas ke permukiman saat sampai di desa ini," ungkapnya. (H62-57,23) Post Date : 05 April 2013 |