|
Dalam rangka merayakan Hari Toilet Sedunia PBB pertama,Singapura menyerukan agar ebih banyak usaha dilakukan untuk memperbaiki kondisi sanitasi di negara berkembang, termasuk yang berlokasi di
Asia. Hari
Toilet Dunia PBB ini memang merupakan inisiatif Singapura, yang terkenal amat
memperhatikan kebersihan. Grace Fu,
salah satu menteri lingkungan dan sumber air, mengatakan bahwa 80 persen dari
sekitar 2,5 miliar orang di dunia tanpa akses untuk fasilitas sanitasi dasar
tinggal di Asia. "Masih
banyak yang harus dilakukan, karena sanitatsi buruk adalah sebab utama
penyebaran penyakit infeksi, yang akan mengakibatkan meningkatnya biaya
perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas," ucapnya dalam sebuah
konferensi. Menurut
PBB, sekitar 1,1 miliar orang di dunia buang air besar di tempat terbuka, dan
hampir 2.000 anak meninggal setiap hari akibat penyakit-penyakit diare yang
seharusnya bisa dicegah. Sanitasi
dan persediaan air buruk juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang diestimasi
sebesar 260 miliar dollar (Rp 2.990 triliun) setiap tahunnya di negara-negara
berkembang. Tanggal 19
Juli lalu, PBB mencanangkan 19 November sebagai Hari Toilet Sedunia. Ini
menyikapi proposal dari Singapura. Utusan Singapura sendiri tidak peduli bila
usulan ini jadi bahan tertawaan. "Saya
yakin akan ada di antara pers dan publik yang tertawa saat dilaporkan bahwa PBB
mendeklarasikan Hari Toilet Sedunia," komentar Mark Neo, utusan
Singapura. "Silahkan
saja, apalagi bila mereka sadar akan tabu yang tak sehat yang menghambat
diskusi terbuka dan serius mengenai masalah sanitasi dan toilet." Singapura
mengambil inisiatif ini karena sepak terjang salah satu penduduknya, Jack Sim,
yang dikenal sebagai "Mr Toilet", akibat usahanya untuk memperbaiki
kondisi sanitasi di seluruh dunia. Pengusaha
ini memprakarsai Organisasi Toilet Dunia, yang mendorong sanitasi melalui
advokasi, teknologi, pendidikan, dan menciptakan lahan bisnis bagi
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang toilet di negara-negara
berkembang. Post Date : 20 November 2013 |