Selama bertahun-tahun masyarakat Siringagung, Lubuk Linggau, Sumatra Selatan,
harus menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk
keperluan memasak, hingga untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus.
Menurut salah seorang tokoh setempat, Herman Sawiran,
sejak lama warga Lubuk Linggau bergantung pada air dari Sungai Kelingi untuk
keperluan sehari-hari.
"Pola hidup seperti ini sudah berjalan sejak
nenek moyang, namun belum adaalternatif pemerintah daerah mengatasinya
dengan penyediaan air bersih serta kakus umum," ujarnya, Senin (30/12).
Ia berujar Sungai Kelingi saat ini sudah tercemar
akibat hulu sungai yang melewati Kota Lubuk Linggau dan perumahan
warga.
Kondisi serupa juga dikeluhkan warga. Naila, warga
Kelurahan Siringagung mengaku, setiap hari dirinya menggunakan air Sungai
Kelingi, karena tidak memiliki sumur gali atau jaringan air bersih untuk bisa
beralih dari ketergantungan air Sungai Kelingi.
"Kalau ada sarana air bersih warga akan
merubah kebiasaan mandi di sungai, karena sungai mulai tercemar," tuturnya.
Menjawab persoalan yang membelit masyarakatnya,
Ketua DPRD lubuk Linggau Hasbi Asadiki berharap, instansi terkait seperti Dinas
Pekerjaan Umum bisa membangun sanitasi untuk MCK masyarakat.
"Dinas PU sifatnya hanya mendirikan bangunan
MCK-nya saja, sedangkan untuk ketersediaan air bersih bisa kita peroleh dari
Bukit Sulap Lubuklinggau," katanya.
Post Date : 30 Desember 2013
|