|
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan telah mendapatkan pengajuan bantuan air bersih dari 56 Desa dari 11 Kecamatan se Kabupaten Grobogan. Banyaknya Desa yang mengajukan pengajukan bantuan air bersih, BPBD Grobogan mengusulkan kepada Bupati Grobogan menjadi daerah darurat bencana. ”Status darurat bencana ini, terhitung selama 65 hari. Terhitung 18 Agustus sampai 31 Oktober 2014,” kata Kepala Kantor BPBD Grobogan Agus Sulaksono, kemarin. Menurutnya daerah yang mengalami kekeringan yang melanda Kabupaten Grobogan makin meluas. Dari 280 desa dan kelurahan yang ada, 175 desa diantaranya mulai kering kerontang, dan kesulitan air. Dimana seluruh sumber air seperti sumur gali, sumur resapan, embung, sungai dan anak sungai mengering. Bahkan sebagian warga harus membuat belik seperti membuat kubangan kecil yang dibuat di tengah sungai kering untuk mendapatkan air bersih. Disebutkan, dari 19 kecamatan, hanya 4 Kecamatan yang relatif aman dari bencana alam tahunan tersebut. Yaitu Kecamatan Godong, Gubug, Klambu dan Tegowanu. Sedangkan kecamatan yang mengalami kekeringan adalah Gabus, Kradenan, Ngaringan, Wirosari, Tawangharjo, Pulokulon, Purwodadi, Grobogan, Brati, Toroh, Geyer, Penawangan, Karangrayung, Tanggungharjo dan Kedungjati. ”Untuk pendropingan air bersih sudah kami lakukan sejak ada pengajuan dari Desa beberapa waktu lalu. Tetapi untuk masuk pengajuan paling banyak mulai bulan November ini,” terang dia. Agus menambahkan, bencana kekeringan yang terjadi di Grobogan mendapat perhatian serius pemkab dan pemprov. Namun, anggaran untuk penanganan darurat kekeringan lewat APBD Grobogan tahun 2014 hanya sekitar Rp 200 juta. Padahal air bersih yang dibutuhkan warga yang mengalami kekeringan cukup besar. ”Masalah pendropingan air kami kerjasama dengan PDAM Purwa Tirta Dharma Kabupaten Grobogan. Sekarang sudah medroping 308 tangki dan kami juga mendapatkan bantuan dari Pemprov Jateng melalui Bakorwil I Pati sabanyak 162 tangki,” tandasnya. Terpisah, Direktur PDAM Purwa Tirta Dharma Ady Setyawan mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya sudah melakukan droping air bersih ke puluhan desa yang mengalami kekeringan. Namun dari anggaran droping yang diajukan ke PDAM mengalami penurunan setiap tahun. ”Tahun anggaran APBD hanya Rp 166 juta dengan kontribusi 600 tangki. Sedangkan untuk tahun 2013 lalu anggaranya sebesar Rp 250 juta dengan jumlah 1200 tangki. Distribusi air bersih kami sudah mengerahkan 11 armada tangki,” kata Ady Setiawan. Dijelaskan, untuk sumber bersih saat ini Ady mengaku tidak mengalami kendala atau masalah. Sebab, air baku yang dikelola perusahaan daerah ini masih cukup. Bahkan, untuk bantuan air bersih sudah dilakukan filterisasi agar air bisa layak minum. ”Sumber air yang ambil kami ambilkan dari daerah dekat lokasi droping,” terang dia. Post Date : 24 September 2014 |