|
Cilacap, Kompas - Banjir yang sebelumnya menggenangi puluhan desa di Kabupaten Cilacap bagian barat kemarin meluas ke Cilacap bagian timur, di antaranya wilayah Kecamatan Nusawungu, Kroya, Kesugian, dan Maos. Selain mengakibatkan kerusakan jalan desa dan jaringan irigasi, banjir juga merendam ribuan hektar tanaman padi. Sampai Sabtu (18/12) pagi, berdasarkan data yang diterima Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Dipertan) setempat, sedikitnya 4.000 hektar tanaman padi terendam. Ketinggian air bervariasi dari 40 cm sampai 140 cm (di daerah persawahan). "Tanaman padi yang terendam banjir menurut data mutakhir yang masuk ke Departemen Pertanian sudah bertambah. Laporan terbaru 250 hektar tanaman padi di beberapa desa di Kecamatan Kesugihan sejak Sabtu pagi terendam banjir sehingga tanaman padi yang terendam diperkirakan mencapai 4.250 hektar," kata Ir Anton Santoso, Kepala Dipertan Cilacap kepada Kompas hari Sabtu di Desa Krangkandri. Banjir di Kecamatan Kesugihan akibat meluapnya Kali Sabuk, Cikeling, dan Kali Sitopong. Tanaman padi yang terendam banjir umumnya baru berumur satu minggu sampai 10 hari. Menurut Anton, lahan pertanian yang terancam terendam banjir luasnya mencapai 22.000 hektar. Sebagian besar berada di daerah aliran Sungai Sidareja-Cihaur. Genangan banjir yang semakin meluas itu dikhawatirkan akan mengganggu musim tanam rendeng (musim penghujan) 2004-2005. Di sejumlah wilayah, petani terpaksa harus menanam bibit baru untuk mengganti tanaman baru yang rusak atau membusuk. Bahkan di beberapa desa selama satu bulan terakhir para petani sudah ada yang tiga atau empat kali mengganti tanaman padinya. Anton tidak mau menggunakan istilah musim tanam mundur meski sebagian petani di daerahnya untuk dapat menanam padi harus menunggu air surut yang belum jelas kapan akan surut. "Musim tanam memang terganggu, tetapi tidak mundur. Dalam waktu tidak terlalu lama diharapkan banjir surut dan petani dapat merawat atau mengganti tanaman padinya yang rusak," ujar Anton. Meski musim tanam rendeng 2004-2055 terganggu, ia optimistis musibah banjir tidak akan mengganggu dan mengakibatkan penurunan produksi padi di daerahnya. Bupati Cilacap Probo Yulastoro, menjawab Kompas, Sabtu siang kemarin, mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan para camat dan aparat desa agar mengambil langkah darurat tanpa harus menunggu perintah atau petunjuk. "Yang penting, dalam penanggulangan banjir adalah tindakan, bukan menunggu perintah," ujar Probo. Ia juga sudah memerintahkan aparatnya untuk mendata ulang. (nts) Post Date : 20 Desember 2004 |