|
Jakarta, Takakura. Mendengar namanya yang
'ke-Jepang-jepangan' mungkin membuat banyak orang merasa asing dengan
sebutan ini. Tapi wajar jika namanya berbau Jepang. Sebab metode
pengolahan sampah takakura memang detemukan oleh orang Jepang. Adalah Koji Takakura, peneliti asal Negari Sakura yang melakukan penelitian di Surabaya untuk mencari sistem pengolahan sampah organik. Selama kurang lebih setahun, Koji Takakura mengolah sampah dan membiarkan bakteri tertentu 'memakan' sampah organik. "Inilah keunggulan metode Takakura, selain tidak menimbulkan bau, metode ini juga tidak menimbulkan cairan. Sehingga pelaku rumah tangga dapat meletakkannya di dalam rumah, khususnya di dapur," jelas praktisi pengelolaan sampah organik, Primadia. Hal itu disampaikan dia dalam kegiatan pengolahan sampah rumah tangga sebagai bagian dari HUT Prodia Widyahusada ke-40 di Kantor Kecamatan Senen, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2013). Kegiatan pengolahan sampah ini juga bersinergi dengan kegiatan Bank Sampah yang dilakukan oleh sebagian warga Jakarta, khususnya di kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Primadia menjelaskan takakura adalah metode pengomposan, baik skala rumah tangga maupun skala kawasan dengan menggunakan keranjang takakura. Keranjang takakura merupakan alat sederhana yang berbentuk keranjang dan dilapisi kardus bekas serta diisi dengan sekam. Keranjang ini menampung sampah organik kemudian mengubahnya menjadi kompos. Metode takakura tidak memerlukan lahan yang luas dan kapasitasnya cocok dengan volume sampah domestik rumah tangga. Untuk keranjangnya, boleh menggunakan keranjang bekas ataupun keranjang bau. Sebab keduanya sama-sama tidak bau dan tidak mengganggu. Dalam kegiatan itu, President Director PT Prodia Widyahusada, Dr Dewi Muliaty, Msi mengatakan Prodia sebagai laboratorium menghasilkan limbah, baik itu limbah plastik atau limbah lainnya. Karena itu Prodia bekerja sama dengan warga sekitar untuk bersama-sama menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Enam kelurahan terlibat dalam kegiatan tersebut. 200 Set keranjang takakura diberikan oleh Prodia untuk memperlancar kegiatan warga melakukan pengolahan sampah. "Kawasan ini diharapkan dapat menjadi contoh yang baik sebagai kawasan yang bersih, sehat, dan bebas dari sampah," tutur Dewi. Post Date : 01 Maret 2013 |