|
TEGAL-Pengelolaan sampah masih menjadi masalah di Kota Tegal. Sementara, rencana membat tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Bokong Semar sampai ini belum bisa terealisasi karena terkendala akses jalan Jalingkut. Untuk mengatasi masalah sampah, Kota Tegal berencana bekerja sama dengan PT Solid Waste Management (SWI) Teknologi Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan memanfaatkan bahan baku sampah. Sistem pengelolaan sampah dengan teknologi Jerman yang disempurnakan China, itu telah dipaparkan PTSWTTeknologi Indonesia di hadapan Wali Kota Tegal H Ikmal Jaya SE Ak dan sejumlah pejabat terkait di ruang rapat lantai I Setda, Kamis (10/10). Ikmal mengatakan, kebutuhan sampah untuk PLTU tidak hanya dipenuhi dari Kota Tegal, tetapi juga daerah sekitar seperti Pemalang, Brebes, dan Kabupaten Tegal. Oleh karena itu, pada paparan tersebut turut diundang pejabat dari tiga daerah tersebut. Untuk mendirikan PLTU dibutuhkan lahan seluas 15 ha. Kota Tegal telah memiliki lokasi dengan luas yang sesuai yakni di Bokong Semar, yang semula akan dibangun TPAsampah. Dengan pembangunan PLTU ini sampah yang dibuang ke lokasi PLTU tidak dibuang begitu saja, tetapi akan diolah tanpa tersisa (zero waste). “Semuanya akan diolah menjadi listrik yang akan dijual ke PLN, dan sisanya menjadi batu bata,” sebutnya. Ikmal menyebutkan semua telah dihitung dan dalam waktu dekat akan dilakukan uji kelayakan. Begitu ditetapkan dan layak, maka segera dilakukan MoU dan penandatanganan kerja sama. Dipilihnya Kota Tegal menurut dia, karena Pemkot sudah memiliki lahan yang dibutuhkan. Untuk memperlancar rencana pembangunan, Pemkot akan membuat akses jalan menuju Bokong Semar. Anggaran disiapkan tahun 2014. Ikmal menyebutkan, investasi yang ditanamkan investor untuk pembangunan PLTU sekitar Rp 1,3 triliun. Investor juga akan mengelola secara profesional dari hulu sampai hilir, mulai penyediaan mobil, gerobak sampah, sepeda motor sampah maupun tukang sapu. Investor juga akan menyediakan rumah susun bagi pekerja. “Dengan adanya investasi ini, pengelolaan sampah menjadi lebih baik, Pemkot Tegal akan mendapat bangunan PLTU setelah 30 tahun,” sebutnya. Menurut dia, teknologi PLTU merupakan teknologi modern yang ramah lingkungan, yang sudah diterakan di Iran, Korea, dan Indonesia. Adapun sampah di Tegal mencapai 700 m3/hari (sekitar 233 ton). Sementara kebutuhan PLTU setiap hari mencapai 2.000 ton. Oleh karena itu dilakukan kerja sama dengan tiga daerah sekitar. (H45-48,47) Post Date : 11 Oktober 2013 |