Sebagai bentuk keseriusan BUMD pertama di KBB itu, ditandai dengan
menandatangani memorandum of understanding (MoU) terkait pengelolaan sampah
dengan investor asal Jerman. Satu dari negara maju itu tertarik menanamkan
modalnya karena termotivasi pengalaman investasi serupa di Thailand.
Penandatanganan
kesepakatan dilakukan Komisaris dan Dirut PT PMSBB Edi Mukhlas Komarudin dengan
Project Manager Consulectra, Michael Julich dan Piyabutra Vasudhara. Acara yang
langsung disaksikan Bupati Bandung Barat Abubakar dan Kepala Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang KBB Anugrah dilakukan di Jakarta, Rabu (29/5/2013).
Dirut
PT PMSBB Edi Mukhlas Komarudin mengatakan, realisasi kerjasama terjadi setelah
pihaknya merintis sejak setengah tahun lalu. Untuk keperluan itu, pihaknya
melakukan studi banding dengan pengelolaan sampah di Thailand.
"Itu
dilakukan karena pengelolaan sampah di Thailand memiliki kemiripan produksi
sampah dengan yang dihasilkan di KBB. Yakni, didominasi sampah basah yang
pengelolaan dan proses daur ulangnya terbilang cukup sulit," kata Edi.
Menurutnya,
kesamaan itu tidak diperoleh dari pengelolaan sampah di negara-negara maju
seperti Singapura, Australia, Eropa, dan Amerika. Dengan kata lain, teknologi
yang dipakai pun berbeda.
Konsekuensi
kerjasama itu melahirkan PT Bandung Green Energy yang merupakan anak perusahaan
PT PMSBB yang fokus di bidang persampahan. Seperti diketahui, PT PMSBB saat ini
mengelola layanan jaringan air bersih untuk warga KBB.
"Ini
adalah anak perusahaan pertama BUMD. Ke depan, kami juga akan melirik sektor
pertanian, energi, mineral, dan pariwisata sebagai ekspansi bisnis," tutur
Edi.
Project
Manager Consulectra Michael Julich mengaku, teknologi pengelolaan sampah yang
akan diterapkan di KBB sudah berjalan di negeri Gajah Putih. Teknologi ramah
lingkungan itu membuat pengelolaan sampah ini tidak berdampak negatif kepada
masyarakat di sekitar.
Dia
pun menjamin, kompleks pengolahan sampah modern itu akan jauh dari dari kesan
kotor dan bau seperti pengolahan sampah konvensional.
"Investasi
ini akan menelan anggaran sekitar Rp600 miliar. Untuk itu, luas lahan yang
harus disiapkan sekitar 3-5 hektare. Tentang kapasitas yang diolah, itu
mencapai 700 ton sampah," terang Julich.
Post Date : 30 Mei 2013
|