|
SIDOARJO, KOMPAS — Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (17/6), merupakan yang terparah sepanjang tahun ini. Genangan air akibat hujan deras sejak Senin malam menutup akses menuju Bandar Udara Juanda. Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Sidoarjo dan sekitarnya sejak Senin malam. Hujan yang turun lebat itu mengakibatkan beberapa lokasi tergenang. Tinggi genangan air rata-rata 20 sentimeter hingga 1 meter. Di Kecamatan Waru dan Kecamatan Sedati, banjir menutup akses menuju Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Juanda. Akibatnya, terjadi kemacetan di dua arah, mulai dari Bundaran Aloha hingga Jalan Raya Juanda sepanjang sekitar 2 kilometer. Hingga berita ini diturunkan sekitar pukul 21.00, air masih menggenang. Kemarin, ratusan calon penumpang pesawat domestik ataupun internasional tertahan di jalan. Sebagian besar terlambat, bahkan batal terbang karena tak mampu melewati genangan air yang tingginya mencapai 1 meter di beberapa lokasi. ”Mau naik apa ke bandara, sepeda motor banyak yang mogok, sedangkan mobil tidak berani lewat karena airnya tinggi. Saya sudah dua jam tertahan di sini,” ujar Lisa (34), salah satu calon penumpang. Untuk mempercepat perjalanan menuju terminal bandara, pihak Angkasa Pura membuka sementara Jalan Merpati, yang merupakan jalan khusus milik maskapai Merpati Airlines, untuk jalan umum menuju Terminal 1 dan Terminal 2. ”Dengan pembukaan Jalan Merpati ini, penumpang diharapkan sedikit tertolong sehingga mereka tidak terlambat naik ke pesawat. Sebab, sejak pagi tadi sudah banyak penumpang yang terlambat dan akhirnya gagal terbang,” kata Juanda Surya Eka dari Bagian Humas Angkasa Pura I. General Manager PT Angkasa Pura I Juanda Trikora Harjo, yang ditemui seusai Upacara HUT Ke-58 Penerbangan Angkatan Laut, mengatakan, untuk mengurangi genangan banjir, pihaknya telah menggunakan tujuh pompa dan berencana meminjam pompa lagi. Dengan demikian, jalan masuk atau keluar bandara yang macet karena banjir dapat normal kembali. ”Walaupun jalan tersebut merupakan milik TNI AL dan kewenangan Provinsi Jawa Timur, sebagai akses utama menuju bandara, pihak Angkasa Pura 1 ikut bertanggung jawab,” kata Trikora. Daerah resapan Dia mengatakan, penyebab banjir di jalur antara Jalan Aloha dan Jalan Juanda, pertama, curah hujan yang tinggi dan berlangsung sejak Senin pukul 23.00. Kedua, akibat banyaknya bangunan baru di lahan yang sebelumnya merupakan daerah resapan air. Hal itu menyebabkan Kali Turen, satu-satunya sarana pembuangan air, tidak mampu menampung debit air hujan. ”Sebenarnya sudah ada saluran pembuangan di kanan dan kiri jalan, tetapi kurang terawat sehingga perlu perbaikan yang segera agar banjir tak terjadi lagi,” kata Trikora. Selain melumpuhkan akses ke Bandara Juanda, banjir juga menyebabkan ribuan karyawan PT Maspion I tertahan di luar pabrik. Mereka tidak bisa bekerja karena air menggenangi halaman pabrik yang memproduksi alat-alat rumah tangga itu. ”Iya benar, tadi pagi karyawan tidak bisa bekerja karena banjir menggenangi pabrik di kawasan Aloha,” ujar Junaedi, karyawan. Kepala Polres Sidoarjo Ajun Komisaris Besar Marjuki mengatakan, banjir di Sidoarjo mengakibatkan kemacetan parah di sejumlah ruas jalan utama, seperti jalan raya Sidoarjo-Surabaya, mulai dari Kecamatan Gedangan, Kecamatan Waru, Sedati, Trosobo, hingga Taman. ”Kami mengerahkan seluruh personel anggota untuk bertugas di lapangan mengatur lalu lintas dan mengurai kemacetan. Selain karena banjir, kemacetan terjadi karena volume kendaraan tinggi,” kata dia. (NIK/ETA/BAH) Post Date : 18 Juni 2014 |