|
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor telah menyediakan aliran air besih langsung minum untuk warga. Meski begitu, banyak warga di daerah-daerah tertentu di dalam Zona Air Minum Prima (ZAMP), tidak memanfaatkan layanan ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bagian Perencanaan dan Pengawasan Teknik Jamalis. Sejak adanya layanan ini, pemakaian air tidak terlihat signifikan. "Waktu saya survei, saya tanya (ke warga), kebanyakan pakai galon. Setelah ada layanan ini, saya lihat pola pemakaian tidak naik," ujar Jamalis kepada Kompas.com, Minggu (29/12/2014).
Menurut Jamalis, seharusnya jika warga telah beralih pemakaian air minum menggunakan aliran dari PDAM, hal tersebut akan terlihat dari pola pemakaian air yang bertambah. Ketidaksadaran ini, kata Jamalis, merupakan gaya hidup masyarakat yang masih kurang percaya atau terbiasa meminum air langsung dari keran.
Adapun jumlah pelanggan yang berada pada ZAMP ini terdiri atas 7.084 kepala kaluarga yang tersebar di sembilan perumahan. Jamalis menyebutkan beberapa perumahan tersebut antara lain Perumahan Intan Pakuan, Pakuan Tajur, Griya Katulampa, dan Perumda Cipaku.
Padahal, hingga saat ini, total pelanggan PDAM mencapai 130.000 dengan cakupan 77 persen. Komposisi terbesar pemakai PDAM adalah rumah tangga yakni 93,68 persen dengan jumlah pelanggan di atas 100.000.
"Kota Bogor kan kota peristirahatan. Jadi banyak residensial," kata Jamalis.
Selain fasilitas air minum ke perumahan, PDAM Tirta Pakuan juga menyediakan keran air siap minum (KSM). KSM ini berjumlah 27 unit yang tersebar di sekolah-sekolah, instansi pemerintah, tempat wisata dan tempat-tempat umum di Bogor.
Sementara itu, menurut Direktur Umum PDAM Tirta Pakuan, Syaban Maulana, keran siap minum bisa diterapkan di mana saja dan tidak memakan biaya mahal untuk pemasangannya. Meski begitu, PDAM belum bisa menjamin seluruh daerah di Bogor siap minum.
"Biaya yang mahal itu monitoringnya. Rata-rata kalau di tempat pengolahan itu pasti air siap minum. Laboratoriumnya ada," tutur Syaban.
Dia menjelaskan, untuk memastikan air siap minum, perlu adanya jaminan distribusi dari tempat pengolahan ke zona-zona tersebut. Karena biasanya, dari pengolahan sudah terjamin bersih, namun saat pendistribusian, air mengalami kontaminasi dari pipa yang mengalami korosi atau bocor. Ini merupakan kendala bagi PDAM dalam menentukan zona-zona air siap minum.
"Untuk air siap minum, syaratnya 24 jam dijamin pengawasan. Air juga perlu dimonitor sisa klornya. Selama masih mengandung kaporit, air aman untuk diminum," jelas Syaban.
Selain itu, kata dia, syarat menjaga air PDAM aman diminum adalah dalam satu daerah harus dilakukan pengurasan secara teratur. Jika sewaktu-waktu terjadi kebocoran pipa, teknisi sudah terlebih dahulu diberitahukan untuk tidak sembarangan mengganti pipa.
Post Date : 30 Desember 2014 |