Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai
mengirim air bersih untuk ribuan warga yang masih bertahan di kaki Gunung
Rokatenda di Pulau Palue.
Sekitar 6.000 warga yang bermukim di kaki gunung
itu menolak dievakuasi pascaletusan pada 10 Agustus lalu. Mereka adalah warga
Dusun Awa, Ugo, Oka Cere di Desa Nitungle; Dusun Poa dan Cawalu di Desa
Rokirole; Dusun Lei dan Nara di Desa Tuanggeo; serta warga Dusun Wolondopo dan
Kampung Ona di Desa Kesokoja.
"Untuk warga di kaki gunung diberi bantuan
air kemasan, sedangkan warga dari desa-desa di pesisir mengambil sendiri air
bersih yang disiapkan di bak penampungan di kantor camat," kata Sekretaris
Kecamatan Palue Marten Luther Adjie saat dihubungi, Minggu (25/8).
Ia mengatakan air bersih yang disiapkan di kantor
camat ditampung dalam lima bak. Empat bak penampung berukuran 1.100 liter dan
satu bak berkapasitas 11.000 liter.
"Warga yang mengambil air minum di situ
berasal dari Desa Maluriwua dan Reruwairere, karena hanya berjarak sekitar satu
kilometer," katanya.
Adapun jarak kantor kecamatan ke kaki Gunung
Rokatenda sekitar 10 kilometer, sehingga warga di sana tidak mungkin datang
untuk mengambil air di kantor camat karena harus melewati beberapa tanjakan
dengan kondisi jalan yang memprihatinkan.
Adapun bantuan bahan makanan sudah dikirim kepada
ribuan warga tersebut antara lain beras, mi instan, kopi, gula, dan teh. Ia
mengatakan bantuan makanan berasal dari berbagai pihak seperti BUMN, pemerintah
daerah, dan pemerintah pusat.
"Saat ini warga tidak mengalami kekurangan
makanan lagi," katanya. Kendati telah menerima bantuan, pemerintah daerah
masih terus membujuk ribuan warga itu agar bersedia dievakuasi ke Maumere, ibu
kota Kabupaten Sikka di Pulau Flores.
Post Date : 26 Agustus 2013
|