35 Investor Jajaki Proyek Sampah Rp1 T

Sumber:Koran Sindo - 18 November 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG(SINDO) – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengklaim,sedikitnya ada 35 investor asing sudah tertarik menanamkan modalnya dalam proyek Tempat Pemprosesan dan Pengolahan Sampah Akhir (TPPSA) di Kampung Legoknangka,Desa Ciherang,Kecamatan Nagreg,Kabupaten Bandung.

Pembangunan TPA regional untk Bandung Raya ini diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp1 triliun. ”Para calon investor ini sedang menyiapkan diri mengikuti beauty contest pada 2011 untuk mempresentasikan konsep sistem pengolahan sampah di Legoknangka,” ujar Heryawan di Lapangan Gasibu,kemarin. Dia kembali mengingatkan bahwa rencana pembangunan TPPSA Legoknangka sudah disiapkan pascabencana longsor sampah di TPA Leuwigajah,21 Februari 2005. Menurut Heryawan, dengan target operasional 2012,proses tender dan pembangunan TPPSA Legoknangka diharapkan bisa dimulai pada awal 2011.

Perkiraan biaya yang mencapai Rp1 triliun muncul karena teknologi pengolahan sampah di TPPSA ini diharapkan berdasarkan konsep yang paling ideal dan modern, dengan luas lahan sekitar 40 hektare. Sebagian dana juga akan dialokasikan untuk membangun jalan akses dan instalasi pengolah sampah. ”Kami akan melibatkan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) sebagai fasilitator karena nilai proyeknya sangat besar dan teknologi yang akan diterapkan kemungkinan besar belum kita kuasai,” kata Heryawan. Dalam kesempatan itu, Heryawan mengapresiasi rencana Pemkot Bandung membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage.

Bila PLTSa itu bisa beroperasi lebih cepat, pihaknya tetap akan melanjutkan pembangunan TPPSA Legoknangka karena persoalan sampah adalah tanggung jawab bersama. Dia juga mengingatkan agar kontroversi yang menyelimuti penggunaan TPA Sarimukti di Kampung Cigedig, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sebagai pengganti TPA Leuwigajah jangan sampai menjadi bahan politisasi dan provokasi.Pemprov Jabar, kata dia, tidak tinggal diam dan terus mencari solusi.

Selain TPPSA Legoknangka untuk wilayah Bandung Raya wilayah timur,Pemprov Jabar juga telah menyiapkan dua lokasi TPA lain yakni di eks TPA Leuwigajah, Kota Cimahi,untuk Bandung Raya wilayah barat, dan TPST Nambo di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, untuk sampah dari Kabupaten Bogor,Kota Bogor, dan Kota Depok. Untuk TPA Leuwigajah, Pemprov Jabar telah menyiapkan anggaran Rp10 miliar. Sebelumnya, pada Selasa (16/11),Kepala Dinas Permukiman dan Perumahan (Diskimrum) Jawa Barat Yerry Yanuar mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu empat tahun (2006-2010), pengelolaan TPA Sarimukti, telah menguras dana Rp44,4 miliar.

Dana sebesar itu dihabiskan untuk investasi pengolahan komposing dan operasional/kegiatan fisik. Rp23,2 miliar di antaranya bersumber dari APBN. Sisanya, sebesar Rp20,2 miliar berasal dari APBD Provinsi Jabar Rp1 miliar dari APBD Kota Cimahi.Pada APBD 2010, Pemprov Jabar menggelontorkan dana Rp9,4 miliar untuk TPA yang berada di lahan Perum Perhutani tersebut. Berdasarkan perjanjian dengan Perum Perhutani,kerja sama pengelolaan sampah di lahan seluas 25,2 hektare di Sarimukti berakhir pada 25 Januari 2018.

Namun anggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Supardiyono Sobirin menilai, hingga kini,hasil dari penggunaan dana yang cukup besar untuk pengelolaan sampah di Jabar belum terlihat maksimal. ”Sebesar apa pun dana yang dihabiskan pemerintah untuk pengelolaan sampah, tidak akan sukses kalau manajemennya masih seperti sekarang ini. Di Sarimukti, kita belum lihat manfaat nyatanya. Ini karena manajemen yang buruk,”tegas Sobirin.

Saat ini, volume sampah yang masuk ke TPA Sarimukti mencapai 1.000 ton per hari yang berasal dari Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. (tantan sulthon)



Post Date : 18 November 2010