Dua Kecamatan Keluhkan Air Bersih

Sumber:Koran Sindo - 06 November 2013
Kategori:Air Minum
PALEMBANG – Terhentinya pengaliran air bersih PDAM Tirta Musi, kemarin, dikeluhkan pelanggan di dua kecamatan, yaitu Alang-Alang Lebar (AAL) dan Sukarame.

Menanggapi masalah ini, Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Stephanus menuturkan, sehubungan pecahnya pipa diameter 500 mm di lokasi Jalan Soekarno Hatta dekat kantor SDA tersebut, pihaknya terpaksa menghentikan sementara layanan air di Kecamatan AAL dan Sukarame. Dia menjelaskan, pipa pecah diakibatkan perbaikan tanah longsor yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) di lokasi tersebut, yakni pada saat pemasangan sheet pile dinding penahan.

Dia memastikan, perbaikan pipa pecah itu langsung dikerjakan kemarin, mengingat pipa yang pecah merupakan pipa induk untuk pengaliran air bersih di dua kecamatan itu. “Karena pipa induk sehingga perbaikannya membutuhkan waktu yang lama. Tapi, Rabu (6/11) malam dapat segera diselesaikan, dan kami dapat segera mengalirkan air kepada pelanggan,” janjinya. Stephanus menambahkan, khusus untuk normalisasi pengaliran di wilayah terujung dan jauh dari pipa induk, bisa sampai dua hari ke depan. Untuk itu, pihaknya berharap pelanggan dapat memaklumi masalah ini.

“Tingkat kehilangan air memang cukup besar, di atas 24%, dengan kehilangan kerugian (potensial losses) mencapai Rp105 juta. Kami harap, pelanggan juga tidak banyak menuntut, tapi penuhi juga kewajiban,” ucapnya. Sekadar catatan, tingkat kehilangan air yang diderita PDAM Tirta Musi selama ini, masih cukup tinggi, bahkan ditemukan 10 titik kebocoran per hari. Atas kondisi ini, ratarata titik kebocoran per bulan bisa mencapai 300–350 titik. Manajer Pengendalian Kehilangan Air (PKA) PDAM Tirta Musi Cik Mit mencontohkan, kebocoran yang terjadi di pipa yang pecah di kawasan Punti Kayu saja ada empat titik.

“Umumnya kebocoran disebabkan pergerakan tanah dan pipa tertekan. Pipa yang rawan pecah ini berlokasi di pinggir jalan,” ucap dia. Selain itu, umur pipa yang sudah tua juga menjadi faktor penyebab kebocoran. Apalagi, pipa jenis GS, DI, dan DCI, serta baja tua dengan diameter yang bervariasi sudah digunakan sejak 1929–1950. Karena itu, perlu penggantian pipa ke jenis yang lebih tahan, seperti HDPE Steel dan PVC Steel. “Pipa tua yang sudah diganti panjangnya sekitar 15 km. Total pipa yang perlu diganti karena umurnya di atas 30 tahun, sekitar 200 km. Terbanyak di unit pelayanan 3 Ilir, Rambutan, dan Karang Anyar,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Dian Cahyani, warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sukarame mengaku, keran air di rumahnya tidak mengalir sejak pukul 11.00 WIB. Padahal, di hari biasa air teraliri 24 jam penuh. “Kalau memang ada penghentian aliran, biasanya ada pemberitahuan sebelumnya. Tapi, kali ini tidak ada,” keluhnya. yulia savitri


Post Date : 06 November 2013