|
BOGOR, KOMPAS - Pengelola Stasiun Besar Bogor mendesak Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, serius membenahi saluran air di sekitar stasiun guna mencegah berulangnya banjir di stasiun. Hal ini dikhawatirkan mengganggu pelayanan, sekaligus merusak bangunan stasiun yang merupakan cagar budaya. ”Senin, kami akan berkirim surat ke Pemerintah Kota Bogor agar memperbaiki drainase. Kami juga sudah melaporkan ke Daerah Operasi I PT Kereta Api Indonesia mengenai banjir yang menggenang hingga dalam stasiun,” kata FS Budiman, Wakil Kepala Stasiun Besar Bogor, Jumat (8/2). Kamis petang, Stasiun Besar Bogor tergenang air dengan ketinggian bervariasi, 10 sentimeter hingga 30 sentimeter. Air menggenang dari bagian pelayanan tiket, ruang kantor, halaman, hingga peron satu dan dua. Air itu meluap dari saluran air di depan stasiun yang tidak berfungsi dengan baik saat hujan deras, Kamis sore hingga malam. Genangan air itu bertahan selama lebih kurang 1 jam. Menurut Budiman, genangan air di jalur rel satu dan dua menyebabkan kereta rel listrik yang masuk harus dialihkan ke jalur rel lain. Namun, hal itu tidak sampai mengakibatkan gangguan perjalanan KRL. Hanya saja, sebagian besar penumpang tidak nyaman karena harus berjalan di antara genangan air. Dampak proyek jalan Kepala Stasiun Besar Bogor Iwan Riyanto, Kamis malam, mengatakan, selain saluran air yang bermasalah, genangan air di Stasiun Besar Bogor juga disebabkan oleh permukaan jalan di depan stasiun yang kini posisinya lebih tinggi dari permukaan stasiun pasca-pengerjaan proyek jalur pedestrian yang dikelola Pemerintah Kota Bogor. ”Ini sudah banjir yang ketiga. Sebelumnya, akhir 2012, air juga melimpas sampai menggenangi stasiun. Sebelum ada proyek jalur pedestrian, stasiun ini belum pernah tergenang air seperti itu,” kata Budiman. Dia berharap ada pembenahan drainase agar aliran air lebih lancar sehingga tidak ada limpasan air ke stasiun. Menurut dia, sangat sulit meninggikan permukaan stasiun agar sama dengan muka jalan karena harus diikuti juga dengan meninggikan jalur rel dan menaikkan instalasi listrik aliran atas, lalu meninggikan atap. Dia juga khawatir hal itu juga bisa mengubah struktur bangunan Stasiun Besar Bogor yang merupakan bangunan cagar budaya. Kepala Bidang Preservasi Jalan, Jembatan, dan Drainase pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor Fahmi Hakim menilai, banjir di Stasiun Besar Bogor disebabkan sumbatan di saluran air akibat sampah. Dia mengaku pihaknya akan membersihkan saluran itu dalam waktu dekat. ”Nanti kami akan rutinkan saja membersihkan saluran itu. Kalau hujan lebat dan saluran ada sumbatan, ya, air pasti mengalir ke stasiun karena sekarang kondisinya lebih rendah dari jalan,” kata Fahmi. (GAL) Post Date : 11 Februari 2013 |