Pemerintah
Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI mengakui,
banjir dan genangan yang terjadi di sejumlah jalan di Jakarta diakibatkan
buruknya drainase.
Menurut Kepala Dinas PU DKI Jakarta Manggas Rudy
Siahaan, saluran drainase jalan itu banyak yang kelebihan kapasitas lantaran
Ibu Kota Jakarta tidak mempunyai sistem pembuangan air limbah.
"Faktanya, sebagian air rumah tangga, air
cucian, mandi, dapur, dan limbah dibuang ke situ (drainase)," kata dia di
kantornya, Jakarta Pusat, Kamis 23 Januari 2014 malam.
Manggas membeberkan, sejauh ini sistem pembuangan
air limbah di Jakarta tercatat baru terealisasi tiga persen di kawasan
Setiabudi dan Kuningan Jakarta Selatan. Alhasil, ketika hujan turun dengan
intensitas tinggi, saluran drainase itu tidak mampu menampung air hingga meluap
ke jalan. "Drainase menjadi over floaded," ujarnya.
Ia melanjutkan, selain belum berjalannya sistem
pembuangan limbah di Jakarta, banyaknya utilitas galian yang tertanam tidak
sesuai prosedur di bawah drainase juga menjadi biang masalah. Karena utilitas
galian yang buruk itu menyebabkan aliran air di saluran tidak berfungsi
maksimal.
"Saluran banyak utilitas milik PLN, Telkom,
dan PAM, sehingga luas daya tampung berkurang. Belum lagi masuk lumpur dan
sampah," bebernya.
Manggas menjelaskan, utilitas yang ditanam di
bawah drainase jalan itu tidak sesuai dengan ketentuan. Di mana kedalaman
galian proyek kabel itu seharusnya 1,3 meter. Sementara faktanya, hanya
berkisar 20 sampai 60 cm. "Galian itu akan kami perbaiki sesuai dengan
ketentuan yang ada," janjinya.
Terkait masalah ini, Manggas mengaku, telah
berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya dan akan menertibkan galian utilitas yang
kedalamannya tidak sesuai ketentuan.
"Itu pengerusakan infrastruktur negara, akan
kita laporkan ke kepolisian. Ancamannya sanksi," tandasnya.
Post Date : 24 Januari 2014
|