Kupang, Kompas - Hampir semua kabupaten di Nusa Tenggara Timur kekeringan akibat hujan tidak merata. Sejauh ini, 33 kecamatan di tiga kabupaten telah melapor terancam rawan pangan ke Badan Penanggulangan Bencana Provinsi. Diperkirakan 49.768 keluarga (248.840 jiwa) penduduk terkena dampak kekeringan itu.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Esthon Foenay, di Kupang, Kamis (15/4), menyebutkan, penduduk yang terancam rawan pangan terdapat di Kabupaten Sumba Timur sebanyak 172.000 jiwa, Kabupaten Timor Tengah Selatan 52.875 jiwa, dan Kabupaten Timor Tengah Utara 23.965 jiwa.
Pemerintah provinsi (Pemprov) NTT telah mengambil langkah mengatasi laporan itu. Untuk jangka pendek, Pemprov mengirim 100 ton beras untuk setiap kabupaten, tidak termasuk beras untuk warga miskin (raskin). Pemprov juga menyediakan dana ancaman bencana Rp 11 miliar dan dana gizi buruk Rp 1 miliar. Dana ini disiagakan untuk kebutuhan tanggap darurat.
Sekretaris Daerah NTT Frans Salem mengemukakan, mengantisipasi ancaman rawan pangan itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya sudah menginstruksikan para bupati agar memanfaatkan sebaik mungkin 100 ton beras cadangan pemerintah. Selain itu, juga mempercepat distribusi raskin, mempercepat proyek fisik guna membuka lapangan kerja bagi warga, dan meminta bupati menyampaikan data ancaman rawan pangan secara akurat.
”Bupati tidak boleh asal menyebut luas areal gagal panen, tetapi juga jumlah keluarga yang terkena ancaman rawan pangan. Dari data itu, kami minta bantuan pusat untuk jangka pendek,” kata Salem.
Kekeringan juga melanda Kabupaten Ende. Sedikitnya 394,95 hektar lahan pertanian di daerah itu, meliputi padi ladang, jagung, dan ubi kayu, mengalami kerusakan. Data sementara yang dihimpun Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3) Kabupaten Ende menunjukkan, kerusakan itu meliputi 16 desa yang tersebar di tujuh kecamatan. Petani yang mengalami kerugian diperkirakan 5.000 jiwa dengan kerugian berkisar Rp 5.470.012.300.
”Kerusakan terparah terutama tanaman padi ladang dan jagung. Daerah yang dilanda kekeringan berat adalah di daerah pesisir pantai,” kata Kepala BKP3 Ende Uran Muhidin.
Pemprov NTT kini mengusahakan sejumlah kegiatan bagi petani dalam mengatasi ancaman rawan pangan. Pemprov melakukannya bersama pemerintah kabupaten dan para camat di desa- desa. (kor/sem)
Post Date : 16 April 2010
|