|
BOYOLALI - Tiga puluh tiga desa di empat kecamatan Kabupaten Boyolali, merupakan daerah rawan kekeringan. Bahkan memasuki bulan ini, sebagian desa dilaporkan mulai kekurangan air bersih. Untuk mengatasi kekurangan air bersih, warga sudah mulai ngangsu (mencari air) ke daerah tetangga. ''Bila pemerintah tidak segera memberi bantuan air bersih, kami khawatir akan muncul gejala penyakit gatal-gatal,'' kata Sigit, warga Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, kemarin. Dia mengatakan, berkurangnya persediaan air bersih karena umbul mata air sudah mulai menyusut. Selain itu, air pada bak penampungan di rumah-rumah penduduk juga sudah berkurang. Sebagian besar warga di Kecamatan Musuk memang menggantungkan air dari curah hujan yang ditampung ke dalam bak penampungan; sedangkan umbul mata air jumlahnya sedikit sekali dan debitnya kecil. Karena itu, dia mengharapkan agar segera ada droping air bersih. Empat Kecamatan Tiga puluh tiga desa yang rawan kekeringan itu berada di Kecamatan Musuk, Karanggede, Juwangi, dan Wonosegoro. Untuk Kecamatan Kemusu, sebagin desa yang berdekatan dengan Waduk Kedungombo dilaporkan juga mulai kekeringan dan kekurangan air bersih. Menurut Camat Kemusu, Agus Purmanto SH, kekeringan sudah mulai dirasakan warga di Dukuh Kedungpring, Desa Kedungrejo, Genengsari, dan Klewor. Kabag Sosial, Drs Mulyono, saat dimintai konfirmasi mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya memang sudah merencanakan droping air bersih ke desa-desa yang rawan kekeringan. Berdasarkan pemetaan dan pengalaman tahun sebelumnya, ada tiga puluh tiga desa yang dikategorikan rawan air bersih. Karena itu, telah disediakan anggaran Rp 25 juta dari APBD 2005.(shj-55a) Post Date : 13 Agustus 2005 |