Di usianya yang ke-486 tahun, Jakarta masih menjadi bunga yang menggoda
lebah pendatang untuk mencicipi madu kehidupan yang manis. Mayoritas pedagang
kaki lima (PKL) yang mencari rezeki di Ibukota bukanlah warga asli Jakarta.
Gambaran itu muncul
dari evaluasi Jakarta Nite Festival yang dikemukakan Wagub DKI Ahok. Dari semua
PKL yang membuka lapak di daerah Monas dan sekitarnya, lebih dari setengahnya
bukan orang Jakarta.
"PKL hampir 70
persen bukan orang Jakarta," ujarnya di Balai Kota, Jl Medan Merdeka
Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2013).
Ahok ingin PKL yang
membuka lapak di festival tahun depan lebih tertib. Sebab, 95 persen PKL dalam
gelaran tahun ini banyak tidak bertanggung jawab dengan sampah yang mereka
hasilkan.
"Nah kita
tentu harus mengajari dia adat juga. Loe kalau mau ke Jakarta kalau bertamu ke
rumah orang jangan membuang sampah sembarangan gitu lho," tutur Ahok.
Salah satu aturan
adalah memberikan tanda khusus bagi PKL yang berjualan di arena festival. Ahok
membantah aturan ini dibuat sengaja tidak mengakomodasi pedagang yang berasal
dari luar Jakarta.
"Kita tidak
apa-apa PKL di luar, nggak apa-apa namanya juga pesta rakyat kan, tapi misal
kamu dari luar dan datang dari luar nggak mau buang sampah lagi ini kan kurang
ajar," katanya.
Post Date : 26 Juni 2013
|