32 Kabupaten Kekeringan

Sumber:Kompas - 11 Juli 2008
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Kekeringan dan ancaman kekeringan terus meluas di sejumlah wilayah. Di Pulau Jawa, kekeringan telah melanda 32 kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan luas kekeringan di daerah irigasi telah mencapai 91.755 hektar.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum (PU), hingga awal Juli, kekeringan di daerah irigasi menyebabkan 252 hektar tanaman padi di Banten dan 100 hektar tanaman padi di Jawa Barat mengalami puso.

Kekeringan parah dengan intensitas curah hujan di bawah 50 milimeter per bulan juga berlangsung di Lampung, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah bagian selatan, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Departemen PU Iwan Nursyirwan, Kamis (10/7) di Jakarta, mengemukakan, lahan irigasi selama ini mengandalkan pasokan air dari waduk dan sungai. Pada musim kemarau, kekeringan lahan irigasi yang mengandalkan sungai diperkirakan lebih parah, terutama sungai yang tidak memiliki bangunan penampung air.

Kekeringan lahan pertanian diperparah oleh perilaku masyarakat yang mengambil air secara ilegal dari saluran irigasi.

Puncak kekeringan diperkirakan jatuh pada Agustus-September. Meski demikian, Badan Meteorologi dan Geofisika meramalkan musim kemarau tahun ini merupakan kemarau basah yang tetap berpeluang hujan.

Hingga akhir Juni, dua waduk utama sudah mengalami kekeringan dan lima waduk utama dalam kategori waspada kekeringan. Secara umum, ketersediaan air waduk hingga pertengahan tahun 2008 lebih buruk dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007.

Dua waduk utama yang kekeringan adalah Waduk Batutegi (Lampung) dan Waduk Gajah Mungkur (Jawa Tengah). Sebanyak lima waduk utama dalam kategori waspada, yaitu Waduk Djuanda dan Saguling (Jawa Barat), Waduk Sempor (Jawa Tengah), Waduk Sermo (DI Yogyakarta), dan Waduk Bili-bili (Sulawesi Selatan).

Perbaikan sarana

Iwan menambahkan, musim kemarau adalah waktu yang tepat untuk melakukan sejumlah perbaikan pada waduk, saluran irigasi, dan sumur-sumur yang dangkal. Karena itu, diperlukan keterlibatan pemerintah kabupaten/kota.

Pihaknya telah menyiapkan beberapa upaya jangka pendek untuk antisipasi kekeringan, di antaranya pendistribusian pompa air dan penyaluran air bersih ke daerah rawan air bersih.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Departemen Pertanian Ati Wasiati mengatakan, luasan lahan padi yang kekeringan akibat kemarau sampai sekarang masih rendah. Masih di bawa rata-rata lima tahun.

Selain itu, di sejumlah lahan irigasi yang kurang air sebagian masih bisa ditolong dengan cara memompa air. Meski begitu, ancaman gagal panen tidak bisa dihindari sepenuhnya. Namun, melihat iklim yang tidak ekstrem, luasan tanaman padi yang gagal panen tidak terlalu luas.

Di sisi lain, penambahan areal tanam sebagai dampak positif dari daya tarik tingginya harga beras juga terjadi di sejumlah wilayah. Tahun ini, area luas tanam padi bahkan naik 470.000 hektar dari tahun 2007. (LKT/MAS)



Post Date : 11 Juli 2008