|
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan cakupan air bersih di kawasan perkotaan NTB telah mencapai 79,35 persen, berkat dukungan anggaran pusat dan daerah secara berkelanjutan. "Cakupan air bersih perkotaan sudah 79,35 persen, dan di perdesaan telah mencapai 71,42 persen," kata Kepala Dinas PU Provinsi NTB Dwi Sugiyanto, ketika dihubungi di Mataram, Minggu (28/4). Ia mengatakan, pada 2003 cakupan air bersih di kawasan perkotaan sebesar 60 persen yang kemudian meningkat menjadi 74 persen di 2008 dan sampai akhir 2012 mencapai 79,35 persen. Untuk kawasan perdesaan, cakupan air bersih di 2013 tercatat sebesar 55 persen yang meningkat menjadi 65 persen di 2008 dan sampai akhir 2012 telah mencapai 71,42 persen. "Terus meningkatnya cakupan air bersih itu erat kaitannya dengan upaya pemerintah meningkatkan anggaran pembangunan infrastruktur air bersih di wilayah NTB dari puluhan miliar rupiah menjadi ratusan miliar rupiah," ujarnya. Dwi mengatakan, pemerintah telah berkomitmen untuk terus meningkatkan pembangunan infrastruktur air bersih di berbagai daerah agar di masa mendatang semua daerah sudah menikmati air bersih dalam jumlah yang memadai. Karena itu, dana yang dialokasikan untuk NTB terus meningkat setiap tahun anggaran untuk sejumlah paket proyek di dua pulau besar yakni Lombok dan Sumbawa. Anggaran pembangunan infrastruktur air bersih untuk NTB bersumber dari APBN pada pos anggaran Dirjen Cipta Karya. Anggaran tersebut dipergunakan untuk pembangunan jaringan air bersih di sejumlah lokasi di Pulau Lombok dan Sumbawa. Sebagian berbentuk proyek pengadaan perpipaan, sebagiannya lagi berupa proyek penataan sumber air bersih. "Selain dari APBN, juga diupayakan dari APBD untuk program pemeliharaan mata air secara berkelanjutan agar sumber-sumber air bersih itu tidak semakin berkurang akibat kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dipicu berbagai penyebab," ujarnya. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian (BLHP) NTB Syamsul Dilaga, pemeliharaan mata air itu secara bertahap sesuai ketersediaan anggaran setiap tahun, hingga berhasil mempertahankan 321 sumber mata air. Setiap tahun ada belasan hingga puluhan mata air yang menjadi sasaran program pemeliharaan agar ratusan sumber mata air di wilayah NTB terhindar dari ancaman kepunahan akibat kerusakan DAS. "Upaya nyata yang dilakukan dalam program pemeliharaan sumber-sumber air itu antara lain penanaman pohon yang juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat di sekitarnya," ujarnya. Dia mengakui, Provinsi NTB telah kehilangan lebih dari 300 titik mata air akibat kerusakan DAS yang dipicu maraknya aksi pembabatan hutan secara liar dan eksploitasi tambang secara berlebihan. Mata air (sumber air) di wilayah NTB yang dulunya mencapai 500 titik sempat berkurang menjadi 120-an titik karena terjadi defisit air permukaan akibat kerusakan DAS. "Setelah ditempuh berbagai upaya nyata, maka kini ada sebanyak 321 mata air yang dapat dipertahankan kelestariannya," ujar Syamsul. Post Date : 29 April 2013 |