|
Kantor Lingkungan Hidup
terus memantau pelaksanaan program pemilahan sampah yang dilakukan masyarakat.
Hal itu terkait dengan rencana Pemkot Magelang mengurangi pembuangan sampah di
TPA Banyuurip. ‘’Pemantauan dilaksanakan selama 7 bulan
sejak Mei 2013. Diharapkan pada tahun 2014 volume sampah yang dibuang ke
TPA Banyuurip dapat ditekan serendah mungkin,’’ kata Kepala Kantor Lingkungan
Hidup, Machbub Yani Arfian SPd, Kamis (13/6). Untuk itu, lanjutnya, beberapa waktu
lalu pihaknya melaksanakan pelatihan dan pemberdayaan pengelolaan sampah yang
diikuti 400 orang. Terdiri atas juru pemilah dan pengolah sampah (jumilah) dari
tingkat RW hingga tingkat Kota Magelang. Kemudian tenaga pendidik, petugas
kebersihan, pengelola kantin, komite sekolah, siswa, mahasiswa dan organisasi
massa. Setiap RW juga dibantu 5 buah komposter sebagai stimulan sarana
pengelolaan sampah. ‘’Tugas jumilah RW adalah memberdayakan
lingkungan sekitarnya, minimal 5 orang untuk memilah dan mengolah sampah. Ke
depan sampah rumah tangga yang organik dibuat kompos, sedang yang anorganik
dibuat barang kerajinan seperti payung, tas, hiasan dan sebagainya. Yang
dibuang ke TPA hanya sampah yang tidak bisa diolah lagi,’’ ungkapnya. Saat ini volume sampah yang dibuang ke
TPA Banyuurip rata-rata 400-500 m3 setiap hari. Bila tidak diatasi mulai
sekarang TPA yang masa pakainya tinggal 2 tahun hingga tahun 2015 bisa over
load. Dia menerangkan, pemilahan dan
pemanfaatan sampah mempunyai nilai yang tinggi untuk meraih kembali penghargaan
Adipura tahun depan. Selain itu, juga terus meningkatkan kebersihan dan
penghijauan di terminal, pasar, sekolah, jalan, kantor, taman, TPA dan
sebagainya. ‘’Keberhasilan Taman Kyai Langgeng meraih plakat Adipura sebagai taman terbuka kategori kota sedang, ikut mendukung Kota Magelang meraih Adipura tahun 2013,’’ tuturnya. Ditanya berapa nilai yang diraih Kota
Magelang tahun ini sehingga meraih Adipura, Machbub mengatakan belum tahu
persis. ‘’Bocoran yang saya terima nilainya naik. Tetapi berapa jumlah nilainya
harus menunggu sekitar sebulan,’’ ujarnya. Karena itu, dia belum tahu sektor mana
yang nilainya paling rendah. ‘’Kami menunggu nilai turun kemudian
dilakukan evaluasi dan perbaikan agar tahun depan bisa meraih kembali
Adipura,’’ ungkapnya.
Post Date : 14 Juni 2013 |