Volume sampah di Kota
Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh, dalam bulan suci Ramadan 1434 Hijriah
meningkat mencapai 10 persen dibanding hari biasa. "Ada peningkatan volume
sampah selama bulan puasa. Rata-rata setiap harinya mencapai 10 persen,"
kata Kepala Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh Jalaluddin di Banda
Aceh, Senin (15/7).
Jalaluddin menyebutkan, kalau hari biasa volume sampah mencapai 150 ton. Dan
selama bulan puasa, volume sampah rata-rata meningkat mencapai 165 ton setiap
harinya.
Menurut dia, jenis sampah paling dominan selama bulan puasa adalah kulit dan
batok kelapa muda serta ampas tebu. Selain itu, juga banyak plastik sisa jualan
penganan berbuka puasa. "Volume sampah kelapa muda dan ampas tebu ini
setiap bulan puasa meningkat.
Tiga jenis sampah ini umumnya dihasilkan pedagang penjual menu berbuka
puasa," ungkap Jalaluddin. Guna menangani peningkatan volume sampah,
Jalaluddin mengatakan, pihaknya mengerahkan seluruh armada pengangkut dan semua
petugas pembersih sampah, terutama di titik-titik penjualan menu berbuka puasa.
Ia mengatakan, selama ini Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh
memiliki 54 armada sampah, terdiri dari truk, minibus bak terbuka, maupun alat
berat. Puluhan armada tersebut didukung 570 petugas kebersihan.
Selain itu, kata Jalaluddin, pihaknya juga mengubah jam kerja armada pengangkut
dan petugas pembersih sampah selama bulan suci Ramadhan. Mereka, lebih
difokuskan bertugas di malam hari. "Selama bulan puasa ini, jam kerja
petugas dimulai usai shalat tarawih atau sekitar pukul 21.30 WIB. Mereka
difokuskan untuk sampah-sampah di pusat pasar dan titik-titik pedagang menu
berbuka," kata Jalaluddin.
Post Date : 16 Juli 2013
|