|
Jakarta, Kompas - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan 306 perahu karet untuk mengatasi datangnya banjir pada musim hujan ini. Berdasarkan pemetaan dari Crisis Center DKI Jakarta, terdapat 78 kawasan di 186 kelurahan yang rawan banjir. Kepala Subdinas Kesiagaan Crisis Center DKI Jakarta Bobby Aryono mengemukakan hal itu, Senin (18/12) di Jakarta. "Perahu-perahu telah telah disebarkan di lima wilayah kota dan beberapa kecamatan yang rawan banjir," katanya. Selain perahu karet, pemprov menyiapkan pula baju pelampung, alat-alat penyelamat dalam bencana banjir, dapur umum, dan tempat pengungsian. Semua kelengkapan itu dapat difungsikan dengan cepat untuk atasi banjir. Sebagai tenaga operasional, Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Alam DKI sudah melatih sekitar 200 orang tambahan untuk mengantisipasi dampak banjir. Mereka akan melengkapi ratusan petugas lain yang disiapkan untuk kondisi darurat, termasuk dari TNI dan Polri. Bobby mengatakan, terdapat 16 kawasan yang perlu diwaspadai karena hampir selalu terjadi banjir. Kawasan itu di antaranya Sunter Agung, Koja, Penjaringan, dan Rawa Badak di Jakarta Utara. Tempat lainnya adalah Petamburan, Karet Tengsin, Kemayoran, dan Tanah Abang di Jakarta Pusat. Selain itu, Bukit Duri, Pondok Karya, dan Bintaro/IKPN di Jakarta Selatan; Rawa Buaya, Kapuk, dan Tegal Alur di Jakarta Barat; serta Cawang dan Kampung Melayu di Jakarta Timur. "Kemungkinan terjadinya banjir di Jakarta sulit dihindari karena ruang terbuka hijau hanya 11 persen dari total luas Jakarta. Apalagi 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan air laut," ucap Bobby. Senin kemarin, hujan yang mengguyur Jakarta, terutama di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, telah memicu banjir di sejumlah kawasan. Beberapa genangan sedalam hampir 30 cm terjadi di kawasan Mangga Dua dan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, serta Jalan RE Martadinata menuju Tanjung Priok, Jakarta Utara. Akibatnya, kemacetan panjang terjadi pukul 10.00-13.00. Hal serupa juga terjadi di Kemayoran dan Petamburan, Jakarta Pusat. Petamburan menjadi lokasi utama yang akan tergenang air karena perbaikan saluran di bawah badan jalan masih terkatung-katung. "Di atas saluran air ini dipadati perumahan warga. Mereka menolak beranjak dari lokasi itu karena tidak sepaham mengenai ganti rugi relokasi lahan untuk keperluan perbaikan saluran air. Sudah disiapkan dua pompa untuk Petamburan, tetapi tanpa saluran air, jika sungai meluap banjir tetap tak terelakkan," kata Kepala Subdinas Tata Air Jakarta Pusat, Budiyadi. Jakarta Pusat yang dikelilingi 13 sungai memang semuanya rawan banjir. (eca/nel) Post Date : 19 Desember 2006 |