|
PURWOKERTO - Dampak musim kemarau kini sudah melanda Banyumas, di antaranya sejumlah titik sumber air mulai mengering. Akibatnya, pasokan air untuk konsumsi masyarakat ataupun air bersih PDAM juga berkurang. Data di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Banyumas, saat ini ada sekitar 300 titik sumber air telah mengering, sisanya sekitar 600 titik dari total sekitar 900 titik yang ada. Sumber air yang tersisa juga mulai menyusut debet airnya, salah satunya akibat penebangan hutan yang tidak teratur. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Wisnu Hermawanto, mengungkapkan, tiap hari jumlah pohon yang ditebang mencapai 1.500 batang. Yang ditebang tersebut termasuk pohon-pohon dengan daya serap air cukup besar, seperti, beringin, trembesi, dan klewek. "Satu titik sumber air itu membutuhkan sekitar 400 pohon sebagai penyangga cadangan air. Kalau hal itu berkurang, secara otomatis mata air akan mengering," jelasnya, kemarin. Sebelum terjadi kerusakan hutan dan lingkungan di Banyumas, jumlah sumber mata air mencapai 3.000 titik. Sekarang yang masih berproduksi hanya 900 titik. "Pada musim kemarau ini, tinggal 600 titik yang masih mengeluarkan air dengan baik, yang lain sudah mengering. Mata air yang masih mengalir tersebut tersebar di 325 desa," ungkapnya. Jangan Dibesar-besarkan Bupati Banyumas, HM Aris Setiono, menjelaskan, pihaknya memprediksi bahwa sejumlah kecamatan akan kekurangan air, yakni, Gumelar, Lumbir, Purwojati, dan Somagede. Untuk mencegah kekurangan air, salah satu solusinya, kata dia, saat ini sedang dibangun proyek air bersih di wilayah Kecamatan Somagede. "Tahun ini sudah berjalan proyek air bersih di Desa Kemawi, Kecamatan Somagede," tutur Aris. Masalah kekurangan air bersih ataupun dampak yang terjadi akibat musim kemarau di wilayahnya dari tahun ke tahun tidak terlalu besar. Sebab, musim kemarau hanya berlangsung sebentar di daerah ini. Hal itu masih tidak lebih parah jika dibandingkan dengan sejumlah kabupaten di Jateng bagian timur ataupun utara, seperti, Purwodadi, Rembang, dan Wonogiri. "Yang kesulitan mendapatkan air bersih hanya beberapa kecamatan saja. Itu jangan terlalu dibesar-besarkan, mengingat selama ini di Banyumas belum pernah terjadi bencana kekeringan," tandasnya. Menurut Bupati, pihaknya sudah memantau di berbagai wilayah. Pemantuan dilaksanakan mulai dari tingkat kecamatan, kemudian kecamatan memberikan laporan bila terjadi kekurangan air bersih. "Sampai saat ini belum ada laporan mengenai kesulitan mendapatkan air bersih. Kalau ada permintaan, langsung kita drop air bersih dengan mobil tangki PDAM," katanya. Menyinggung kesiapan dana untuk tanggap darurat bencana, kata Bupati, saat ini sudah ada dana cadangan yang ada di pos pengeluaran tidak tersangka (PTT), jumlah totalnya Rp 5 miliar. (G22-42h) Post Date : 30 Juni 2006 |