|
Palembang, Kompas - Lebih dari 300 rumah di Kabupaten Banyuasin dan Lahat, Sumatera Selatan, terendam banjir sejak Selasa (27/1) malam. Hingga Rabu kemarin, ketinggian banjir akibat meluapnya air sungai itu masih 60 sentimeter. Tidak ada korban jiwa dalam bencana itu. Di Banyuasin, banjir sejak pukul 22.00 itu merendam sekitar 250 rumah di Desa Ganesha Mukti dan Gilirang, Kecamatan Muara Sugihan. Banjir terjadi menyusul jebolnya tanggul Sungai Sugihan. Sementara di Lahat, banjir merendam lebih dari 50 rumah warga Desa Talang Sejemput, Kecamatan Pulau Pinang, setinggi 50-60 sentimeter. Menurut Koordinator Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Sumsel MS Sumarwan, di Palembang, Rabu kemarin, pihaknya sudah menerjunkan puluhan personel di dua lokasi banjir. Sumarwan mengatakan, banjir di Lahat akibat meluapnya Sungai Lengkupi juga merusak 30 hektar tanaman padi, yang sebagian besar berusia satu bulan. Hujan deras yang mengguyur Kota Pagar Alam juga telah mengakibatkan longsor di beberapa lokasi ruas Lahat-Pagar Alam. Bebatuan jatuh dari perbukitan ke ruas badan jalan. Longsor juga terjadi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dan Malang, Jawa Timur, pada Selasa sore dan malam. Tidak ada korban jiwa dalam dua peristiwa itu. Di Magelang, longsor menimpa dua rumah di Desa Sukosari, Kecamatan Bandongan. Di Malang longsor menimpa tiga rumah di Jalan Letjen Sutoyo. Pada Rabu dini hari, angin puting beliung juga menerjang Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Akibatnya, puluhan pohon tumbang dan belasan rumah rusak, termasuk bangunan Pondok Pesantren Nurul Huda dan Panti Asuhan Budi Mulya. Angin kencang menerjang selama tiga menit, sejak sekitar pukul 03.00. Sebelumnya hujan deras mengguyur berjam-jam. Ketika hujan mulai reda, tiba-tiba angin berembus kencang dari arah utara menuju selatan. Pada saat sama, banjir bandang juga terjadi di Kediri, mengakibatkan dua jembatan ambrol dan talut saluran irigasi jebol. Panen dini Di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sejumlah petani terpaksa memanen dini tanaman padi mereka yang terendam banjir. Kondisi itu terpantau di sejumlah desa di Kecamatan Grati, Rabu. Grati adalah satu dari tiga kecamatan yang terkena banjir pada Senin malam hingga Selasa malam. Dua kecamatan lainnya adalah Rejoso dan Winongan. Paiman (30), petani di Desa Kedawung Wetan, menyebutkan, tanaman padi di sawahnya seharusnya dipanen lima hari lagi. Namun, karena sudah terendam air dan rusak, terpaksa dipanen dini. ”Kalau sudah terkena banjir dan dipanen dini, hasilnya paling tinggi tiga perempat dari biasanya,” katanya. Sementara itu, Fatima (29), korban banjir di Bangil, Pasuruan, Minggu (25/1), ditemukan tewas di muara Sungai Kedunglarangan pada Selasa sore. Tiga hari ini 19 desa di empat kecamatan di Pasuruan dilanda banjir. Total rumah yang terendam 5.127 unit, sawah 737 hektar, dan 30 hektar tambak kehilangan ikan dan udang. (ONI/LAS/NIK/DIA/EGI/WIE)
Post Date : 29 Januari 2009 |