|
Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, akan mengintensifkan peran aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui konsep bank sampah. “Bank sampah merupakan salah satu solusi atas penanganan masalah sampah yang tidak kunjung teratasi di Bekasi,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat membuka acara sosialisasi seputar bank sampah kepada perwakilan masyarakat yang hadir di Balai Irigasi Kota Bekasi, Rabu (29/05). Menurut dia, penanganan sampah selama ini masih berprinsip “cost center” karena sampah-sampah yang diproduksi setiap harinya selalu dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). “Sudah saatnya pola pikir tersebut diubah dengan menerapkan prinsip ‘profit center’, masyarakat turut menyadari bahwa sampah masih bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna bahkan mendatangkan keuntungan,” ujarnya. Menurut dia, alasan pertama dari dibentuknya konsep bank sampah itu ialah keterbatasan kemampuan Pemkot Bekasi untuk mengangkut sampah yang diproduksi setiap harinya ke TPA Sumur Batu. “Dengan keberadaan 50 truk sampah yang dimiliki saat ini, hanya 55–60 persen sampah yang diproduksi setiap harinya yang terangkut,” katanya. Bila sistem penanganan sampah itu hanya mengandalkan pola penimbunan, kata dia, masa pakai TPA Sumur Batu akan cepat habis. “Sementara perluasan area TPA Sumur Batu tak mungkin terus-menerus dilakukan. Jadi, akan lebih baik bila masa pakai TPA Sumur Batu kita perpanjang sama-sama dengan cara mulai mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke sana,” katanya. Upaya pengurangan tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan sistem 3R (reuse, reduce, recycyle), atau dengan konsep bank sampah. Rahmat berharap, setidaknya terbentuk tiga kelompok yang siap menerapkan sistem bank sampah dalam setiap kelurahan. Kelompok ini punya tugas penting untuk menggencarkan masyarakat di sekitarnya agar sama-sama mengimplementasikan konsep bank sampah ini. “Bila perlu, manakala konsep ini sudah berjalan dengan baik, pemerintah akan berperan serta dengan membeli sampah-sampah yang terkumpul untuk kemudian dijual pada pengepul. Ini merupakan bentuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan,” katanya.
Post Date : 30 Mei 2013 |