SEKAYU (SI) – Minimnya pemeliharaan yang dilakukan Pemkab Muba dan kesadaran masyarakat menjaga kondisi saluran dalam kota menyebabkan beberapa drainase mengalami kerusakan parah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Muba Sulaiman Zakaria mengungkapkan, sekitar 30% saluran air di Kota Sekayu mengalami kerusakan. Hal tersebut disebabkan kurangnya perawatan yang dilakukan karena masih kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan peran serta masyarakat akan pentingnya saluran air tersebut bagi kesehatan.
Berdasarkan pantauan, jalan yang salurannya tidak terawat meliputi Jalan Merdeka Lingkungan VII Sekayu. Di sepanjang jalan saluran banyak ditumbuhi rumput dan tersumbat sampah. Sedangkan di Jalan Kol Wahid Udin, saluran air yang ada banyak tersumbat sampah daun pohon pelindung sepanjang jalan tersebut.
Menurut Sulaiman, kerusakan beberapa saluran di Kota Sekayu akibat belum tingginya kesadaran masyarakat melakukan kegiatan kerja bakti setiap Minggu. “Sesungguhnya saluran air atau parit memiliki peranan penting bagi kesehatan masyarakat. Jika air tersumbat, akan menyebabkan banyak penyakit, mulai demam berdarah hingga diare.” tuturnya kemarin.
Pada tahun ini akan dilakukan perbaikan oleh Dinas PU Cipta Karya.Anggaran perbaikan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Muba 2009. Tahun ini pihaknya hanya memfokuskan untuk normalisasi saluran yang ada di sekitar kawasan Pasar Perjuangan dan belum dilakukan pembangunan saluran baru.
“Mungkin pada tahun depan akan dilakukan pembangunan parit baru dalam Kota Sekayu,” ungkapnya. Ukuran idealnya,kata dia, saluran air dalam kota sebesar 1 meter kali 2 meter dan langsung ditutup atau bisa disesuaikan dengan lokasi yang akan dibangun.
“Yang terpenting dalam pemeliharaan sangat dibutuhkan peran serta dari masyarakat untuk menjaga keutuhan saluran tersebut,” katanya. Asisten III Pemkab Muba H Ikhwanudin mengatakan, keberadaan drainase dalam kota sangat penting untuk menjaga kelestarian dan keindahan kota.Tahun ini perbaikan saluran telah masuk dalam anggaran untuk segera ditindaklanjuti.
“Ada beberapa saluran di dalam kota yang memang harus dilakukan perbaikan. Apalagi memasuki musim penghujan,jika tidak diperhatikan, akan menimbulkan permasalahan di masyarakat. Kami akan lakukan perbaikan dalam waktu dekat,” tandasnya. Hartono, 34,warga Jalan Merdeka mengatakan, kondisi saluran jarang diperhatikan dinas terkait.“ Padahal, jika masuk musim penghujan, air Sungai Musi naik hampir ke badan jalan.
Saluran air tidak pernah dibersihkan, padahal banyak rumput yang tumbuh di sekitarnya.Banyak saluran tidak berfungsi sehingga menyebabkan banjir saat musim penghujan,” ungkapnya. Menurut dia, Kota sekayu sebagai ibu kota Kabupaten Muba harus menjadi contoh dan merupakan jendela bagi daerah lain di Kabupaten Muba.
“Untuk sekarang, Kota Sekayu memang belum begitu besar. Tetapi, nantinya seiring perkembangan zaman,tidak menutup kemungkinan menjadi kota metropolis. Karena itu, harus m-endapat perhatian lebih dari pemerintah,” jelasnya. (edy parmansyah)
Post Date : 02 Juli 2009
|