|
BANDUNG - Banjir diperkirakan merendam sekitar 30.000 hektare sawah di Jabar, sehingga tanaman padi pada areal seluas itu dinyatakan puso. Hal itu menyebabkan kerugian sebesar Rp 45 miliar. Dari jumlah itu, yang terparah terjadi di Karawang, banjir merendam 7.444 hektare sawah di sana. Namun yang telah dinyatakan rusak 926 hektare. Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jabar, Entang Ruchijat, kepada Pembaruan di Bandung, Selasa (1/3). Selain Karawang, di Ciamis sawah seluas 4.514 hektare juga terendam banjir. Dari areal seluas itu, padi pada areal 2.326 hektare tidak bisa dipanen. Di Kabupaten Bandung juga terdapat 1.755 hektare sawah yang terendam banjir. Tanaman padi yang puso terdapat pada areal seluas 62 hektare. "Jumlah ini lebih kecil dari kasus puso pada tahun 2004 yang mencapai 40.000 hektare. Namun masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah rata-rata tanaman padi yang puso dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yaitu mencapai 24.000 hektare" ujarnya. Dijelaskan, jumlah padi puso menurun karena menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) pada tahun ini tidak akan terjadi anomali iklim sehingga tanaman tidak terganggu badai El Nino maupun La Nina. Ditambahkan faktor yang membuat jumlah tanaman padi puso tetap tinggi adalah rusaknya lingkungan di Jabar sehingga musibah banjir semakin meluas dan berefek langsung terhadap sawah serta tanaman padi. "Kerusakan lingkungan ini menjadi tanggungjawab bersama. Karena dinas pertanian tidak bisa menangani banjir hanya dengan memperbaiki saluran irigasi. Saat ini lahan kritis di Jawa Barat mencapai 600.000 ha sehingga membutuhkan penanganan yang serius dalam jangka waktu yang cukup lama," ujarnya. Untuk mengantisipasi musibah puso ini, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Propinsi Jabar menyediakan 175 ton benih yang akan dibagikan gratis kepada petani yang terkena musibah. Dijelaskan pula, musibah puso yang cukup tinggi pada tahun 2004 tidak menganggu target panen padi yaitu mencapai 9,6 juta ton dari target sebanyak 9,3 juta ton. "Tahun 2005 ini kami menargetkan panen padi sebanyak 9,4 juta ton. Caranya dengan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan bukan peningkatan Indeks Peningkatan Areal Tanaman (PAT)," ujarnya. Saat ini Jabar menduduki urutan pertama sebagai daerah pemasok beras nasional sebesar 17.5 persen dari produksi gabah nasional sebanyak 52 juta ton dengan areal sawah seluas 970.000hektare. (150) Post Date : 01 Maret 2005 |