30 Persen Sampah Belum Tertangani

Sumber:Jawa Pos - 19 April 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

KUDUS-Jumlah pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kudus yang semakin meningkat, mengakibatkan sebanyak 30 persen dari jumlah produksi sampah yang ada belum tertangani secara maksimal.

Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kudus Hari Triyogo mengatakan bahwa penyebab belum tertanganinya sampah-sampah tersebut, selain karena produksi sampah yang meningkat setiap tahunnya, juga persoalan tempat pembuangan akhir (TPA) yang kapasitasnya yang terbatas.

''Jumlah produksi sampah di seluruh Kabupaten Kudus per hari sekitar 650 meter kubik. Sedangkan yang dapat tertangani baru mencapai 70 persen atau sekitar 450 meter kubik per hari,'' ujarnya.

Sedangkan sampah yang belum tertangani, menurut Hari, ada yang dikelola masyarakat setempat. Hanya saja, pengelolaan sampah oleh masyarakat itu, belum sepenuhnya memadai.

''Mengingat masih ada sampah yang dibuang di tempat-tepat tidak resmi. Seperti di lahan-lahan kosong milik pemerintah, dibuang di selokan, dan sungai,'' jelasnya.

Untuk meningkatkan penanganan sampah dari masyarakat, Hari mengatakan bahwa kapasitas TPA yang berlokasi di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, perlu ditingkatkan. Mengingat lahan seluas 5,6 hektare saat ini sudah melebihi kapasitas.

''Usulan perluasan lahan TPA sudah kami lakukan sejak tahun 2009. Tetapi belum mendapatkan persetujuan. Mudah-mudahan tahun ini bisa disetujui agar penanganan sampah di Kudus bisa lebih maksimal,'' katanya.

Perluasan lahan TPA yang diajukan sekitar 2 hektare itu, agar mampu menampung semua sampah masyarakat. ''Mayoritas sampah yang dibawa ke TPA merupakan sampah rumah tangga. Sisanya sampah dari pasar dan jalan raya,'' terangnya.

Dengan perluasan TPA ini, Hari berharap dapat menampung sampah yang setiap tahun terus meningkat. ''Jika perluasan lahan TPA tidak segera dilakukan, dikhawatirkan dalam jangka waktu lima tahun mendatang tidak mampu menampung sampah masyarakat,'' katanya.

Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mengurangi sampah di TPA, antara lain mengupayakan agar sampah dapat dimanfaatkan seperti halnya sampah organic. Yaitu dapat dikelola menjadi kompos dengan menjalin kerja sama dengan Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Logung.

Selain itu, dinas sebagaimana dikatakan Hari, juga berupaya memberikan sosialisasi dan wawasan kepada masyarakat, untuk melakukan pengelolaan sampah rumah tangga secara swadaya. ''Hal itu setidaknya dapat mengurangi penumpukan di tempat pembuangan akhir sampah,'' katanya.

Di tempat pembuangan sementara (TPS), juga disediakan komposter yang bertujuan untuk membuat kompos di tempat tersebut. Sehingga bisa mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. (cw4/mer)



Post Date : 19 April 2010