|
KLATEN- Dampak musim kemarau mulai terasa di sejumlah wilayah di Kabupaten Klaten. Sebanyak 79.295 jiwa warga di lima kecamatan mulai kekurangan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Klaten, Joko Rukminto mengatakan, kekeringan yang melanda wilayah Klaten merupakan bencana musiman yang terjadi setiap musim kemarau. Lima kecamatan yang mulai mengalami kekeringan adalah Kemalang, Karangnongko, Manisrenggo, Tulung dan Jatinom. Semuanya kecamatan tersebut berada di dataran tinggi. Namun, tak semua desa di kecamatan itu mengalami kekeringan. “Ada 30 desa di lima kecamatan yang mulai dilanda kekeringan. Kekurangan air bersih mengancam 79.295 jiwa di wilayah tersebut. Kekeringan yang paling parah terjadi di Kemalang yang berdekatan dengan puncak Merapi,” kata Joko Rukminto. Di musim penghujan, warga di kawasan Lereng Merapi mengandalkan air hujan. Mereka menampung air dalam tandon yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mulai dari memasak, mencuci, mandi dan memberi minum ternak. Di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, hujan sudah tidak turun sekitar sebulan silam. Akibatnya, persediaan air dalam tandon milik warga sudah mengering. Warga mulai kekurangan air besih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sejak setengah bulan lalu. “Sudah sejak setengah bulan ini tandon air asat (kering-Red). Warga di daerah atas sudah mulai membeli air dari tangki yang harganya berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 75.000 per tangki,” kata Kades Sidorejo, Suroso, Senin (4/6). (F5-89) Post Date : 05 Juni 2012 |